"Jika Luka Adalah Bahasa" mengisahkan pertemuan antara Anshara dan Braga di sebuah lorong kota yang sunyi, tempat yang penuh kenangan dan luka dari masa lalu. Anshara, seorang perempuan yang menyimpan banyak penderitaan akibat tragedi yang menimpa keluarganya, menghabiskan waktu di tempat tersebut, seolah mencari makna di balik luka-lukanya. Braga, seorang penulis yang memahami kedalaman emosi, mengajak Anshara berdialog tentang luka dan kesakitan, membandingkannya dengan bahasa yang kompleks dan sulit dijelaskan dengan kata-kata biasa. Melalui percakapan mereka, muncul refleksi tentang bagaimana luka menjadi bagian dari identitas seseorang, sebuah bahasa yang mencerminkan pengalaman dan kehilangan. Keduanya menemukan penghiburan dalam kebersamaan, berbagi luka dan pemahaman yang mendalam, seolah-olah luka mereka adalah jembatan yang menghubungkan hati mereka. Meski luka tidak pernah benar-benar sembuh, mereka belajar untuk melanjutkan hidup dengan cara yang lebih kuat, berbicara dalam bahasa kesakitan yang mereka ciptakan bersama.All Rights Reserved
1 part