Hidup itu pilihan. Tapi ada karena suatu kesalahan bukanlah suatu keinginan. Toh yang namanya manusia pasti pernah khilaf pada masanya. Siapalah yang bisa mengira seperti apa Tuhan menorehkan takdir seseorang.
Sera, gadis cantik yang terlahir mandiri sejak kecil itu ditakdirkan bertemu dengan Kafka, laki-laki yang selalu ingin terlibat dalam setiap proses dan langkah kecilnya. Membuat Sera mau tidak mau menerima eksistensinya. Bersamaan dengan itu banyak hal baru yang Sera temukan, termasuk menekan rasa takutnya untuk memperjuangkan Kafka, agar selalu menjadi miliknya. Pun dengan Kafka yang juga melakukan hal yang sama.
"Ka, aku nggak pantes ya berdiri di samping kamu?"
"Kata siapa? Ra, hidup itu simpel, Tuhan kasih banyak opsi buat dijadikan pilihan. Kalau nggak bisa berdiri di samping aku, kamu bisa duduk di pangkuan aku. Jangan takut, Ra. Mereka cuma iri. Kita bisa berjuang sama-sama."
"But i'm a mess." Kafka tersenyum, "Kalau gitu kita tata lagi perlahan, sampai kembali seperti semula. Nggak ada yang perlu dikhawatirkan, selagi bersama, semuanya bakal berjalan sesuai rencana, Ra."
Selamat datang dalam lautan diksi penuh rasa yang hanya berkisah tentangnya, meski tak bersama bukan berarti dia tak ada dalam cerita.
Dia hadir dalam bentuk paling sempurna, meski pergi meninggalkan luka. Luka itu bukan salahnya, hanya saja ketika rasa yang ku tanam padanya telah tumbuh, seketika itu jua aku di renggut paksa untuk mencabutnya.
9 Januari 2023
Publish 12 Juli 2024