RUMIT

Tentang kisah yang berbeda, tapi sakit yang sama.

****
Amanda sudah menyukai Boy sejak lama. Sejak awal masuk ke sekolah Persada. Segala macam cara Amanda lakukan hanya untuk menarik perhatian pria itu. Tapi siapa yang sangka kalau ternyata untuk mendapatkan sang most wanted sekolah sulitnya bukan main.

Butuh tenaga ekstra dan strategi yang mantap, rupanya.

Namun, bukan Amanda Andini namanya kalau menyerah sebelum berperang. Baginya, selama kaki masih bisa melangkah dan janur kuning belum melengkung, gadis itu tidak akan berhenti mendapatkan hati sang Boy Alexander.

Apapun itu, tidak akan ada hal yang bisa menghalangi ambisinya. Baik terluka, sekali pun.

****
Seharusnya kisah antara Aruna berjalan dengan mulus kalau saja tidak ada orang ketiga diantara hubungannya dengan Alex. Kehidupan Alex itu tidak lebih dari sekedar sekolah dan teman-teman seperbestiannya. Membuat Aruna mulai uring-uringan. Pasalnya, sudah beberapa bulan belakangan hubungannya dengan Alex justru kian memburuk. Merenggang. Alex kerap menghindar.

Sampai ketika hari dimana Aruna mulai memintai penjelasan, dihari yang sama pula gadis itu disadarkan dengan fakta yang mengerikan.

Bukan lagi tentang Alex, tapi ini tentang kisahnya sendiri dan permasalahannya sendiri.

****
Enam tahun menjalin hubungan dengan seseorang tentu suatu kebanggaan tersendiri bagi Yolanda. Apalagi dalam enam tahun itu segalanya berjalan dengan mulus. Tapi, katanya, semesta mustahil menciptakan manusia tanpa sebuah permasalahan.

Dan yah, Yolanda mulai mempercayai hal itu walau mencoba menyangkalnya berulang kali.

****
Devana benci dengan hubungannya yang kerap selalu berjalan mulus. Baginya, setiap hubungan perlu bumbu-bumbu negatif agar segalanya lebih menarik lagi dan tidak membosankan. Namun, sepertinya Devana masuk terlalu jauh. Ia terjerat dengan egonya sendiri dan memilih berdiam diri disana. Alih-alih menyesal, gadis itu justru menikmati setiap apa yang terjadi.

****