Story cover for Takdir Dua Arah by Nadyamyg
Takdir Dua Arah
  • WpView
    Reads 291
  • WpVote
    Votes 14
  • WpPart
    Parts 9
  • WpView
    Reads 291
  • WpVote
    Votes 14
  • WpPart
    Parts 9
Ongoing, First published Oct 06, 2024
Cerita tentang dua orang yang saling menyayangi, tetapi tidak bisa bersama karena pilihan hidup membawa kita ke arah yang berbeda. 

Walaupun perasaannya sama-sama kuat, takdir mengarahkan kita ke jalur yang berlawanan, sehingga hubungan itu tak pernah benar-benar bersatu. 

Ini mencerminkan konflik antara cinta dan kenyataan, di mana perasaan saja tidak cukup untuk menyatukan dua hati yang berada di persimpangan hidup yang berbeda.
All Rights Reserved
Sign up to add Takdir Dua Arah to your library and receive updates
or
#294perasaan
Content Guidelines
You may also like
DEAR LOVE (ERNANDO ARI SUTARYADI) (SUDAH TERBIT) by epuuttt
31 parts Complete
Cinta itu nyata dan bisa terjadi kepada siapa saja. Termasuk aku yang mencintai sosok idola banyak orang. Lucu bukan ? Seorang fans mencintai idolanya? Namun itu yang aku rasakan mau bagaimana lagi cinta dayang tanpa memilih siapa yang akan dicintainya ? Dan kalian tahu aku ini seorang pengecut yang tak berani menunjukan rasa cinta itu, padahal orang yang ku cinta berada disekelilingku. Aku hanya mampu memberinya puisi, sarapan, ucapan semangat, dan juga ucapan selamat jika ia meraih sebuah gelar juara. Aku melakukan itu semua tanpa memberi tanda siapa aku. Biarlah begitu jika aku dan dia jodoh kita pasti bertemu entah kapan itu. Satu yang pasti cinta ku akan selalu tumbuh untuknya. ~Eka Prisilia Rahyana Siapa sebenarnya kamu? Tulisan-tulisanmu membuatku penasaran dengan wajahmu. Sarapan yang kamu kirimkan begitu lezat. Aku selalu menikmatinya. Jika aku bertemu denganmu ingin rasanya ku ucapkan terima kasih banyak. Berkat tulisan-tulisan itu aku menjadi lebih bersemangat dalam menjalani hidup ini. Apakah kamu tahu tanpa kamu sadari aku telah jatuh hati ke kamu? Aku harap kita akan segera bertemu dan mengungkapkan rasa ini satu sama lain. Aku mencintaimu walau kita belum pernah bertemu. ~Ernando Ari Sutaryadi Aku mengenalmu jauh sebelum kamu mengenalku jauh sebelum pertemuan pertama kita. Rasa itu hadir jauh sebelum kita bisa sedekat ini. Namun sayang ketika kita dipertemukan ternyata kamu mencintai dia sahabatku, tak apa sebelum kata jadian diantara kalian terucap aku tak kan berhenti untuk mengejar. Aku akan tetap memperjuangkanmu sampai pada akhirnya lelah itu menghampiriku sendiri. ~Saddam Emmiruddin Gaffar
You may also like
Slide 1 of 10
Cinta dan Takdir Rania [End] cover
Gus Bara  cover
Shadow That Fades cover
pengendali hati cover
DikaRanggi cover
Kitab Romancuk cover
aku atau dia? || Fenly Un1ty || cover
DEAR LOVE (ERNANDO ARI SUTARYADI) (SUDAH TERBIT) cover
 Mengikhlaskanmu Di Ujung Senja (PROSES REVISI) cover
Segelas Berdua cover

Cinta dan Takdir Rania [End]

56 parts Complete

❝Keputusan berat yang harus aku ambil, demi menjagaku juga menjagamu adalah menjauhimu. Bukan karena benci, tapi karena aku mencintaimu. Semata agar kau dan aku tidak terjerumus dalam syahwat yang hina.❞ Begitulah kutipan tulisan yang aku tulis dan kutujukan untuk seseorang, cinta pertamaku. Assalamu'alaikum ... aku Rania Andinadya. Jika kamu bertanya kisah ini mengisahkan tentang apa ... ini tentang perjalananku dalam menemukan hingga harus belajar mengikhlaskan cinta pertamaku. Aku, begitu mencintai dia. Namun anehnya, aku sama sekali tidak pernah berani mengungkapkan perasaanku padanya. Sampai suatu masa, ketika cintaku mulai terbalaskan, hidayah-Nya perlahan-lahan mengetuk pintu hatiku. Aku pun menyadari, aku dan dia tidak seharusnya sering berinteraksi, demi menghindari syahwat yang hina. Meski telah berhijrah, cintaku kepadanya masih sama. Dalam diam, aku tetap mencintai dan mendo'akan kebaikan untuknya. Tapi, siapa sangka takdir malah berkata lain. Setelah menjauhinya sebab cinta, ia telah menemukan pujaan hatinya. Lantas aku berusaha mengikhlaskan, meskipun ikhlas adalah suatu hal yang teramat pelik. Dan satu pertanyaan terus mengusik pikiranku ... mampukah aku mengikhlaskannya?