Sejak kecil, Gita sudah terbiasa hidup dalam ketakutan. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung, berubah menjadi medan perang. Setiap malam, teriakan ayahnya yang mabuk menggema di dinding, mengiris hatinya seperti sembilu. Ibu yang dulu penuh kasih kini hanya bayangan diri, terperangkap dalam ketakutan yang tak pernah diucapkan. Setiap pukulan, setiap hinaan, seolah meluluhlantakkan harapan Gita akan kehidupan yang lebih baik. Tapi pada suatu malam, dalam satu tindakan yang tak terduga, segalanya berubah. Darah, jeritan, dan vas bunga yang pecah menjadi saksi bisu keputusan nekat Gita untuk melawan. Malam itu, bukan hanya tubuh ayahnya yang tumbang-melainkan juga kehidupan Gita yang hancur dalam sekejap. Bagaimanakah kehidupan gita selanjutnya?apakah gita mampu bertahan dalam badai tornado?