Dalam suasana penuh warna tahun 2000-an, Gia, siswi berusia enam belas tahun yang ceria dan peka, menjalani hari-hari penuh liku di sekolah dan kehidupan di kosan milik ibunya. Dikenal karena kebaikan hatinya, Gia merasakan dunia baru saat Nuraga, murid baru yang misterius, bergabung di kelasnya. Ketertarikan mereka tumbuh, namun di balik momen-momen indah, terkuak berbagai kisah dari para penghuni kosan yang memiliki latar belakang dan rahasia masing-masing.
Saat Gia berusaha memahami perasaannya untuk Nuraga, ia juga belajar bahwa hidup tak selalu sesuai harapan. Pengalaman bersama tetangga kosan-dari pasangan yang bertengkar, sahabat yang berpura-pura bahagia, hingga jiwa-jiwa yang mencari tempat berlindung-mengajarkannya pelajaran berharga tentang prasangka dan realitas. Gia mulai menyadari bahwa kita sering kali salah menilai orang lain hanya berdasarkan penampilan dan situasi.
Dalam perjalanan dari masa remaja menuju dewasa, Gia berusaha menemukan makna cinta, persahabatan, dan pengertian. Akankah dia mampu melihat melampaui prasangka yang salah dan memahami bahwa setiap orang memiliki cerita yang unik?
Ikuti kisah Gia dalam novel ini yang menggugah, di mana setiap pertemuan mengajarkan bahwa di balik setiap wajah, terdapat sebuah perjalanan.
Hal paling menyenangkan dari hidup minimalis adalah manfaatnya langung terasa. Ruangan jadi rapi, bersih dan lapang. Hidup lebih ringan dan ramping, hingga kita bisa fokus ke hal-hal yang lebih esensial dalam hidup.