Sejak kecil, Raka, anak bungsu dalam keluarganya, selalu berada di bawah bayang-bayang ambisi dan harapan besar dari orang tua dan saudara-saudaranya. Setiap langkahnya terasa seperti beban yang tidak terlihat-tuntutan untuk berprestasi di sekolah, mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan memenuhi cita-cita yang bukan miliknya. Meskipun senyumnya seringkali tampak ceria di hadapan orang lain, di dalam hati ia terperangkap dalam kerinduan akan kebebasan dan identitasnya sendiri. Taraka merasa seperti boneka yang dikendalikan oleh tali-tali yang terbuat dari harapan orang lain, tak pernah bisa bersuara atau menolak, dan setiap pencapaian hanya menambah berat beban yang ia pikul. Ketidakmampuannya untuk mengekspresikan perasaan membuatnya semakin terasing, seolah ia berjalan di jalan yang ditentukan orang lain tanpa kesempatan untuk memilih arah hidupnya sendiri.All Rights Reserved
1 part