Alexander Maverick adalah seorang pria yang terlihat tegar dan bahagia. Ia memiliki perusahaan yang stabil dan seorang kekasih baru, Ashel Sophia Lea, yang sabar dan penuh kasih. Meski begitu, di dalam hatinya ada sebuah rahasia yang tak pernah ia ungkapkan kepada siapa pun. Alexander masih terbelenggu oleh kenangan masa lalu bersama mantan kekasihnya, Anita Evelyn Avery.
Beberapa tahun lalu, Alexander dan Anita Evelyn Avery berpisah bukan karena cinta mereka padam, tetapi karena Anita Evelyn Avery terpaksa pergi karna paksaan dari kedua orang tuanya harus pindah ke luar negeri untuk mengejar kariernya. Keputusan itu meninggalkan luka dan rindu yang sulit hilang. Meski sudah mencoba membuka lembaran baru bersama Ashel Sophia Lea, bayangan Anita Evelyn Avery masih menghantui Alexander, membuatnya sulit mencintai Ashel Sophia Lea sepenuh hati.
Suatu hari, tanpa diduga, Anita Evelyn Avery kembali ke kota tempat mereka pernah tinggal bersama. Kehadiran Anita Evelyn Avery menghidupkan kembali kenangan yang selama ini ia simpan rapat-rapat. Ia kembali merasa dilema, terjebak antara dua hati yang sama-sama berarti baginya. Anita Evelyn Avery mewakili rindu yang mendalam, dan Ashel Sophia Lea menjadi masa depan yang menjanjikan.
Di satu sisi, Alexander ingin memberikan dirinya sepenuhnya pada Ashel , yang sudah setia menemaninya di tengah proses penyembuhan hatinya. Namun, perasaan yang belum selesai untuk Anita membuatnya bingung, bimbang, dan terluka. Alexander harus menghadapi kenyataan bahwa untuk bisa benar-benar mencintai, ia harus memilih berdamai dengan masa lalu atau kembali pada rindu yang telah lama tertahan.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan