aku selalu percaya bahwa setiap kata yang kutulis adalah refleksi dari perasaan yang tak terucapkan. Bagi penulis sepertiku, kata-kata adalah pelarian, tempat sembunyi dari hiruk-pikuk dunia. Namun, kali ini, tidak ada kata yang bisa menutupi kenyataan bahwa aku telah jatuh cinta. Dia adalah perempuan yang tidak seharusnya kutemui, apalagi kucintai. Seorang wanita karier, yang berjalan tegap di antara rapat-rapat penting dan tenggat waktu yang tak kenal kompromi. Dunia kami berbeda. Dia di puncak gedung pencakar langit dengan jas dan ambisinya, sementara aku hanya disini, tenggelam dalam halaman-halaman kosong yang menunggu untuk diisi. Aku tahu ini gila. Tapi cinta, seperti kata orang, sering kali memilih jalan yang tidak masuk akal. Dan di antara huruf-huruf yang kutuliskan, namanya selalu terselip, meski aku berusaha untuk tidak mengakuinya. Mungkin ini hanya sebuah cerita bodoh, kisah klise tentang dua dunia yang tak mungkin bersatu. Tapi bagiku, setiap kata yang kutulis tentangnya adalah upaya kecil untuk mendekatinya. Meski jarak di antara kami adalah ambisi dan mimpi yang berbeda, aku akan terus merangkai kata-kata, mengejar cinta yang barangkali takkan pernah bisa kuraih.