Seperti hukum tabur tuai, apa yang kau tabur, itu yang kau tuai. Yang kau tanam bibit luka, maka yang kaupanen adalah benci dari yang kau sakiti.
Seorang ibu melukai hati anaknya, maka ketika sabar dan maaf tak anak itu pelajari, hanya benci dan luka yang hinggap di hati. Si anak sulung, yang dididik dengan rotan dan hinaan, mendidik ketiga adik kembarnya dengan pukulan dan kata-kata yang menyakitkan.
Seperti kau mengambil selembar kertas, lalu kau remat hingga menjadi gulungan bulat, coba kau betulkan kembali seperti semula. Memang bisa, namun masih ada kerutan, bukan?
Seperti itulah kisah dalam sini, tentang luka yang diwariskan turun-temurun, tetapi... ada satu orang yang menyesal, ingin minta maaf sebab luka yang pernah dikasihnya pada adik-adiknya.
Hanya saja, kata adik-adiknya, ucapan maaf tak dapat membetulkan luka di hati mereka. Dan sang kakak mengangguk, tersenyum kecewa, berkata dalam batinnya, "Memang tak bisa membetulkan luka, Dik. Tapi setidaknya kata maaf bisa menjahit lukamu yang menganga, meskipun aku tahu, akan masih ada bekasnya."
Cover by pinterest
Start : 05/11/24
Finish :