Abian dan Wina adalah pasangan yang tampak sempurna di mata banyak orang. Namun, di balik kebahagiaan tersebut, Abian terjerat dalam hubungan terlarang dengan wanita lain. Ketika Wina mengetahui perselingkuhan ini, dunia seolah runtuh. Ia berusaha mempertahankan cinta mereka dengan mengemis-ngemis perhatian dan pengertian dari Abian, berharap cinta mereka bisa kembali seperti semula.
Namun, Abian semakin mantap dengan keputusan untuk bercerai, merasa terjebak dalam kehidupan yang tidak memuaskan. Keputusan ini menghancurkan hati Wina, yang berjuang untuk merelakan dan beradaptasi dengan kenyataan pahit.
Seiring berjalannya waktu, situasi berbalik. Wina mulai menemukan kekuatan dalam dirinya, memfokuskan hidup pada karier dan impian yang selama ini terabaikan. Ia belajar mencintai dirinya sendiri, menyadari bahwa kebahagiaan tidak bergantung pada orang lain.
Sementara itu, Abian mulai merasakan kesepian dan penyesalan atas keputusan yang diambilnya. Ia menyaksikan transformasi Wina dari jauh, menyadari betapa berartinya wanita yang pernah dicintainya. Kini, Wina tidak lagi mengemis-ngemis cinta; ia telah bangkit, dan Abian dihadapkan pada pilihan sulit: apakah akan mencari Wina kembali atau menerima bahwa hubungan mereka telah berakhir selamanya.
Sewaktu Rio mengajaknya berkenalan dan jalan di luar kantor berdua saja, Dara
mengangguk begitu saja karena yang ia tahu pria itu berstatus jomlo dan tidak banyak tingkah. Bahkan, di bulan kedua Rio mengajaknya berpacaran Dara mengiyakan tanpa pikir panjang.
Namun, siapa sangka di Minggu pertama status mereka berubah, pria itu langsung menunjukkan sifat aslinya. Alih-alih pria mapan rupawan, Rio tidak lebih dari pacar tukang ngatur dan banyak mau. Di mata pria itu, semua yang Dara lakukan selalu salah!
Di tengah kegalauannya mengenai hubungan dan proyek yang mengharuskannya berinteraksi langsung dengan Rio, ada Ardi-berondong yang baru saja masuk ke dalam timnya, pria itu memperhatikan Dara secara diam-diam. Dan yang paling memalukan, pria itu sering memergoki Dara bertengkar dengan kekasihnya.
"Harusnya kamu nggak membiarkan dia menyakitimu lebih dari kemarin, Dara."
Dan kedekatannya dengan Ardi membuat gosip kurang sedap menyebar di kantor. Haruskah Dara membantah rumor itu atau justru menikmati ekspresi Rio yang menahan amarah ketika melihatnya?