Seribu tahun yang lalu sebelum pasca Perang Dunia III, berbagai negara terjebak dalam konflik yang tak terkendali, terutama antara para presiden dan menteri pertahanan internasional. Ketika dunia mulai porak-poranda akibat perang antara Rusia dan Amerika, sejumlah negara Eropa Timur juga terjerumus ke dalam ketegangan yang semakin meningkat. Pengeboman nuklir tidak hanya mengancam negara-negara besar, tetapi juga melibatkan warga sipil dan masyarakat di sekitarnya, membuat mereka dalam bahaya yang nyata.
Di sisi lain, 49 negara di Asia dari Asia Timur, Asia Tengah, hingga Asia Barat terus menghadapi isu politik, ekonomi, sosial, dan keamanan yang meluas. Krisis yang tidak stabil menghantui setiap negara di tengah era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi.
Ketegangan semakin meningkat ketika pangkalan militer Rusia mengajukan surat pernyataan perang kepada Amerika Serikat, menuduh negara tersebut melakukan invasi yang mengganggu Rusia. Tuduhan itu muncul setelah para ahli menyatakan bahwa pesawat jet tempur Amerika telah menyerang pangkalan militer Rusia dengan niat menyusup. Ketegangan ini mulai menyebar ke publik, menciptakan suasana mencekam di seluruh dunia.
Dunia terasa semakin gelap pada saat itu. Seolah-olah takdir ingin memberitahukan kami tentang cobaan yang akan dihadapi. Siap atau tidak, kami semua harus menghadapi getaran yang luar biasa. Tidak ada kepastian dalam hidup; perang saling menjatuhkan sudah terjadi di depan mata kami. Jiwa kemanusiaan banyak orang pun lenyap, terabaikan oleh kegelapan yang melanda. Kehormatan seolah sirna, dan dunia berubah menjadi distopia. Perlahan-lahan, kami membuka mata, menyadari bahwa kenyataan kali ini telah berubah...
Dihamilin sama mantan? Si mantan udah punya tunangan pula!!
"Saya akan menikahi kamu."
"Lalu bagaimana dengan istri anda?"
"Kita akan menikah siri."
***
Di setiap malam Leila selalu menggaungkan akan kerinduannya terhadap kekasih masa kecilnya yang ia tinggalkan begitu saja usai badai menerjang keluarga kecilnya. Namun, tepat ketika perpisahan mereka menginjak tahun ke-14 mereka kembali dipertemukan dengan keadaan berbeda.
Kekasih masa kecilnya, orang yang dulu selalu mengutarakan janji bahwa hanya Leila yang senantiasa terukir di hatinya, tidak akan pernah ada perempuan lain menyingkirkan nama Leila di hatinya, nyatanya di depan mata Leila sendiri, mereka berpelukan seraya membicarakan masa depan mereka.
Seolah belum cukup dengan kekisruhan dalam keluarganya di masa lalu serta mendapat fakta bahwa kekasih masa kecilnya yang tidak pernah hengkang dari hati dan pikirannya, semesta menggoreskan kembali luka yang belum sempat mendapat obatnya.
Tepat di malam setelah gala premiere film dari novelnya, dirinya menghabiskan malam panas yang tidak pernah sekalipun hadir dalam benaknya bersama kekasih masa kecilnya.
Menyatukan mereka yang sempat berpisah belasan tahun lamanya.