--- Di sebuah kafe yang tenang, Anggita atau Gita menatap Gilang, temannya yang sudah lebih dari sepuluh tahun bersamanya. Dengan nada serius, ia mengungkapkan keinginannya yang mengejutkan. "Gue mau nikah." Gilang, yang tengah menikmati kopi pahit kesukaannya, tertegun. "Lo gila? Kesambet apaan lo?" tanyanya, terheran dengan keputusan mendadak Gita. Gita hanya tersenyum, tak sabar menantikan reaksi sahabatnya yang tak percaya. "Memang kenapa? Umur gue udah layak buat menikah," jawabnya, menegaskan niatnya. "Enggak! Lo nikah, berarti gue juga nikah," sahut Gilang dengan cepat, membuat Gita menggelengkan kepala, tak percaya dengan apa yang didengarnya. ---Tutti i diritti riservati
1 parte