Massuro

Afif tidak pernah menduga bahwa menghadiri acara pernikahan kerabat jauhnya karena ingin melarikan diri dari segala tekanan sebagai mahasiswa akhir malah membuat ia bertemu dengan gadis manis berdarah bugis yang langsung saja mengambil hatinya pada pertemuan pertama.

Hari-hari penuh celotehan orang tua yang menuntut dirinya untuk segera lulus, berubah menjadi hari-hari penuh bahagia. Afif tidak lagi dimabuk tugas, sebaliknya ia dimabuk cinta. Perasaan itu semakin menjadi kala tekadnya berlabuh pada keputusan bulat untuk melamar si gadis menjadi istrinya.

Hanya ada satu masalah, pujaan hatinya itu lahir dari kedua orang tua bersuku bugis kental. Budaya mahar yang fantastis ternyata dianut oleh keluarganya juga, membuat keberanian Afif serasa diludahi saat mereka meminta Afif menyiapkan uang ratusan juta.

"Jangan berani naksir sama cewek bugis kalau lo miskin."

Ucapan sepupunya itu bahkan lebih menyakitkan dibanding amukan dosen killer.

Lalu apa yang akan Afif lakukan? Haruskah ia menyerah saja dan kembali menjadi mahasiswa pejuang lulus atau berusaha mencari uang ratusan juta untuk gadis yang di cintainya?

"Cintaku terhalang uang panaik." -Afif.