Celana dalam lycra semi transparan adalah penutup tubuh terakhir yang dilepasnya. Sepasang sandal gunung, kutang, kaos dalam, dan terusan panjang berbahan wol putih sudah terlebih dulu terlipat rapi di dalam ransel. Wajah Kinan perlahan merona, menyadari bahwa kini tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh sintalnya selain sepasang anting dan ikat rambut yang digunakan untuk menggelung rambut ikal sebahunya ke atas.
Posisi matahari yang tidak lebih tinggi dari cakrawala memendarkan cahaya temaram pada lembah sungai di hadapannya, mewarnai aliran jernih dan batu-batu di dasarnya dengan gradasi ungu-kebiruan. Burung gelatik mulai terdengar berkicau, menyahuti ricik air dan gemerisik bilah-bilah bambu yang memanjakan indera pendengaran. Kinan menghirup nafas dalam-dalam, memenuhi paru-parunya dengan udara segar pegunungan.
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-