Kepergian Ibu Mertua Sarah, Bu Rina, istri dari Pak Bram setahun yang lalu, mengguncang sang ayah mertua. Pria setengah baya itu tentulah bersedih dan muram.
Dan sebagai menantu, tak ada hal lain yang dapat Sarah tawarkan selain kenyamanan. Istri dari David, anak bungsu Pak Bram itu, selalu menamaninya. Apalagi kala David yang memang sering bekerja ke luar kota mengurus bisnis keluarga, menjadikan keduanya sering ditinggal bersama.
Awalnya mereka memang akrab layaknya mertua dan menantu yang baik dan hangat satu sama lain. Namun, satu dan lain hal justru menghantar keduanya dalam gerbang hubungan terlarang yang terus menggoda agar mereka masuki, meski keduanya berusaha menolak, terkhusus Sarah, yang begitu berusaha tetap setia pada sang suami, hingga berkali-kali menolak dan menepis Pak Bram menjauh.
Namun kepergian Bram dari rumah usai penolakan terakhir Sarah menjadikan wanita itu goyah, seminggu dirinya tak mendapat kabar dari sang mertua. Ia justru panik dan khawatir, bersedih hati, perasaan yang jarang dan hampir tak pernah muncul tiap ia ditinggal pergi David, sang suami.
"Kalau memang kamu tak sanggup, saya mundur" Begitulah kiranya yang diucapkan Bram kala wanita milik anaknya itu memutuskan ciuman basah mereka di malam sebelum kepergian pria itu.
Bagaimana jadinya jika Sarah akhirnya meminta sang mertua pulang, juga sebagai ajakan untuk melangkah bersama dalam penjajakan hubungan baru dan tabu mereka?
Apakah kelak David akan sadar... bahwa istrinya itu.. mungkin? Memang sempat ditiduri oleh Ayahnya sendiri?
=AUTHORIZED TRANSLATION=
Ini adalah terjemahan Bahasa Indonesia yang sudah memiliki ijin resmi dari penulis 😊🫶🏻
⭐️⭐️⭐️
Saat Arthit mengungkapkan persaannya, Daotok tidak tahu harus berbuat apa meskipun dia juga menyukainya.
Tapi, yang terjadi adalah Daotok menolaknya.
"Kau tertarik padaku karena kau belum pernah bertemu dengan orang sepertiku."
Meskipun begitu, Arthit adalah seseorang yang keras kepala, dia terus mengungkapkan perasaanya meski terus di tolak.