Sebenarnya Yang Tak Terkira
14 parts Ongoing "Aku setuju. Aku mau. Meski nyawaku taruhannya," kata Angel tegas.
"Ly, ini apa? Nyawa segala? Jangan macam-macam, deh." Ingatkan Brama. Dia benar-benar waswas.
"Oke. Keputusan yang bijak. Aku tunggu esai itu selesai," jawab Abit lalu pergi begitu saja.
Usai Abit pergi, gantian Brama yang sekarang berdiri di depan Angel dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.
"Kamu mau ke mana?" tanya Brama.
"UKS. Mau minum obat," jawab Angel.
"Sama aku. Kita perlu bicara," ajak Brama, kemudian berjalan mendahului Angel masuk ruang UKS.
🌻🍁
Ketika mengambil keputusan dalam hidup, pasti konsekuensinya. Begitu pula Angel. Lantas, bagaimana dengan Brama? Apakah dia juga setuju akan hal itu? Antara Brama bersama Angel. Mampukah, mereka memperdalam lagi kisah ini?