Di usia 17 tahun, Baskara sudah mengerti banyak hal yang tak seharusnya dipahami oleh anak seumurannya. Tentang pengorbanan, tanggung jawab, dan hidup yang tak pernah berjalan sesuai harapan. Sebagai anak laki-laki pertama dalam keluarga, ia tumbuh dengan beban di pundaknya-beban yang semakin berat sejak ayahnya jatuh sakit. Sejak itu, segalanya berubah.
Sekolah menjadi rutinitas yang dijalani tanpa gairah. Bukan karena Baskara tak suka belajar, tapi pikirannya selalu tersita oleh keluarga. Setiap hari, ia memikirkan bagaimana caranya membantu ibu membayar tagihan, mengurus adik-adiknya, dan tetap berusaha menjaga semuanya tetap berjalan. Tak ada waktu untuk mimpi atau hobi, bahkan dirinya sendiri pun tak pernah ia prioritaskan.
Teman-temannya mungkin melihatnya sebagai sosok yang kuat, tangguh menghadapi segala cobaan. Namun di balik senyumnya yang tenang, ada kelelahan yang terus menumpuk, seperti bara api kecil yang semakin lama semakin menyala dalam dada. Baskara selalu berusaha untuk tidak jatuh-karena kalau ia jatuh, siapa lagi yang akan menjaga keluarganya?
Tapi sampai kapan ia bisa bertahan? Sering kali, di tengah malam yang sunyi, ia bertanya pada dirinya sendiri: di mana batas kekuatannya? Sampai kapan ia harus mengorbankan segalanya, termasuk dirinya, demi mereka yang ia cintai?
Di dunia yang penuh dengan tuntutan dan tanggung jawab, Baskara berjalan di atas tali tipis yang terus bergetar, mencoba menjaga keseimbangan di antara dua dunia-dunia yang ia impikan dan dunia yang harus ia jalani.
Anyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya.Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan selama enam tahun lamanya. Di dalam hubungan itu, terasa sangat membingungkan. Bahkan hanya Anyelir yang berusaha untuk membuat hubungan mereka normal seperti pasangan lainnya.
Sampai pada akhirnya Anyelir memyerah, dia ingin memutuskan hubungan yang membingungkan itu, dan meminta maaf pada Biru karena terlalu memaksakan kehendaknya serta selalu mengekang Biru. Apalagi ketika dia tahu sebuah fakta dari alasan Biru bersikap seperti tidak mencintainya. Dia semakin mantap untuk memutuskan hubungan nya dengan Biru.
No plagiat! Yang plagiat gak punya otak!