Exar Rovano Alois

Exar, seorang bocah kecil berusia 4 tahun, terjebak dalam kejadian menakutkan ketika hendak diculik. Namun, sebuah keajaiban terjadi. Mobil penculiknya mengalami kecelakaan hebat, menghancurkan kendaraan tersebut, tapi Exar ajaibnya selamat tanpa luka parah. Ketika dia terbangun di jalan yang asing, Exar merasa bingung dan ketakutan. Tempat di sekitarnya tak dikenal, membuatnya merasa semakin terisolasi. Hanya ada suara bising kendaraan dan asap tebal yang memenuhi udara.

Di tempat lain, ibunya, seorang single mom yang tegar, berjuang mati-matian mencari anaknya. Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan. Air mata terus mengalir, tapi ia tidak berhenti berharap menemukan Exar.

Di tengah kekacauan, seorang remaja SMA, yang merupakan anggota geng motor dan anak dari keluarga mafia, memperhatikan bocah kecil itu. Mata Exar tampak berbeda, seperti permata yang bersinar di antara kotoran dan debu yang menutupi tubuhnya. Anak kecil itu terlihat rapuh, tapi ada sesuatu yang memikat dalam tatapannya.

Dengan suara gemetar, Exar menangis, "Mamah... mamah di mana? Aku takut... hiks... hiks..."

Remaja itu mengangkat alis, sedikit terganggu tapi juga penasaran. "Wih, anak kecil nih. Cakep banget, gila. Apa gua jual aja kali, ya? Tapi... dia bukan setan, kan?"

Exar semakin panik, ingatan tentang penculik membuatnya menggigil. "Mamah... ada penculik..."

Remaja itu tersenyum setengah, mendekat perlahan sambil mengangkat tangannya. "Eh, woi, cill... jangan lari! Kakak gak gigit kok. Tenang aja."

Sementara itu, di rumah, ibu Exar menatap langit malam dengan anggur di tangannya, memegang foto anaknya. "Exar, kamu di mana... Mamah kangen... Mamah nggak bisa hidup tanpa kamu..."