(15+) sebelum membaca tolong beri vote pada cerita untuk mensupport author. (i need it guys)
.
.
"keparat, dimana kita sekarang?" ucap Anindya dengan kesal.
"nin... ki-kita di tempat lain...." balas Gantra ketakutan melihat sekeliling yang amat berbeda.
-
Kesalahan yang menyebabkan peperangan besar antar dua dunia memakan banyak korban di masa lalu. peperangan ini disebabkan oleh...
pelanggaran janji yang sudah disepakati.
Penjajahan terus dilakukan oleh pihak "dunia lain" hingga sekarang, bagaimana pun caranya.
Sialnya, Anindya-seorang siswi SMP biasa, diteror habis-habisan oleh suatu entitas dan masuk ke dalam "transisi". dia berharap semua ini hanya ilusi belaka.
Namun, ternyata daerah Jawa sudah mulai dijajah oleh dimensi gelap itu. membuat tempat perkemahan Anindya dengan teman-temannya, menjadi bagian dimensi Skotinos.
apa dunia Skotinos itu sebenarnya? Anindya hanya ingin hidup tenang dan menjalani masa SMPnya dengan normal seperti anak pada umumnya. dan kenapa dia yang ditarget?
Kisah ini dipenuhi oleh misteri dan juga kenyataan yang mengejutkan, bahkan diantara teman-temannya pasti ada penghianat yang memata-matai dirinya dan ada yang ternyata memiliki kekuatan untuk menghentikan semua ini.
apakah mereka bisa kabur dan menghentikan invasi ini? atau malah mereka hanya menyaksikan kehancuran dunia manusia secara besar-besaran?
.
.
warning: kekerasan, suicide, Bahasa kasar, sedikit gore.
semoga tertarik untuk membaca! jangan lupa vote ya!
"aku memutuskan pertunangan denganmu"
teriak pria berambut pirang yang tak lain adalah pangeran.
dan seorang gadis yang menangis di tengah tengah aula yang merupakan seorang Villainess itu.
gadis itu di permalukan oleh pangeran dan hanya mampu menangis.
prtoganis pria dan wanita akan selalu bahagia dan antagonis akan selalu mendapat penderitaan.
tapi bukankah dunia ini terlalu mudah di tebak?
bagaimana kalau kita rubah jalan ceritanya?.
dimana protagonis pria dan protagonis wanita akan menderita dan antagonis akan bahagia.
balas dendam
ya mari kita mulai membalas dendam kita karna di permalukan seperti ini