Vera dan Edward sudah bersahabat sejak kecil. Kami tumbuh bersama, bermain bersama, bahkan sering berbagi mimpi tentang masa depan. Tak pernah terpikir olehku, bahwa suatu hari, perasaan yang kupendam akan berubah.
Hari itu sama seperti hari-hari biasanya. Kami berdua duduk di bangku taman, mengobrol tentang banyak hal, mulai dari pekerjaan, kehidupan, hingga rencana liburan. Namun, di tengah tawa kami, Vera mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Cara Edward tertawa, cara dia melihatku—semua terasa lebih hangat dari biasanya. Ada getaran aneh di dadaku yang tak bisa kuabaikan.
“ra , kamu kenapa? Kok bengong?” tanya Edward, menyikut lenganku.
Vera tersentak. "Enggak, enggak apa-apa," jawabku cepat, berusaha menutupi kegugupanku.
Tapi dalam hati, Vera tahu. Ada sesuatu yang berubah. Dan aku tak yakin, apakah ini baik atau malah akan menghancurkan semua yang telah kami bangun selama ini.
Apakah Vera siap mempertaruhkan persahabatan kami untuk sebuah perasaan yang belum tentu berbalas?
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.