di SMA Dirgantara, Jaegar dikenal sebagai ketua OSIS yang tegas dan kapten team basket yang dingin. Dengan postur tinggi,wajah tampan,dan sikapnya yang selalu serius,dia menjadi pusat perhatian banyak siswa,tetapi sedikit yang bisa mendekatinya. Jaegar cenderung bersikap cuek dan tidak peduli pada hal hal yang tidak dianggapnya penting,menjadikannya sosok yang misterius dan sulit diakses.
namun,segalanya mulai berubah ketika Reyya,gadis ceria dan penuh semangat,masuk ke dalam hidupnya. Sebagai anggota OSIS dan penggemar basket,Reyya memiliki tekad untuk mendekati Jaegar dan membuktikan bahwa di balik ketidakpeduliannya ada sisi lembut yang belum pernah dia tunjukkan. Melalui interaksi mereka yang semakin intens,Reyya mulai menyadari bahwa Jaegar bukan hanya pemimpin yang dingin,tetapi juga memiliki hati yang menyimpan kerinduan dan kehangatan.
ketika mereka bekerja sama dalam menyelenggarakan acara tahunan OSIS dan menjalani latihan basket yang menegangkan,Reyya berusaha mencairkan suasana dengan sikap positif dan humorisnya. Moment moment kecil di antara mereka,mulai dari kerjasama yang harmonis hingga pertikaian yang lucu,perlahan lahan membuat Jaegar membuka diri. Reyya menjadi cahaya yang menerangi kegelapan dalam hidupnya,menggantikan ketegangan dengan kehangatan.
namun,perjalanan mereka tidak selalu mulus. Persaingan di lapangan basket dan tekanan dari teman teman sekelas mulai menguji hubungan mereka. Jaegar harus menghadapi harapan dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin, sementara Reyya harus berjuang melawan rasa cemburu dan keraguan.