Dia Bukan Hantu!

Gue akhirnya nemuin apartemen yang pas di kantong gue. Setelah puter-puter nggak jelas, nyari tempat tinggal yang nggak bikin kantong bolong, gue berdiri di depan pintu kamar baru gue, di lantai enam. Ini gedung tua, dan lantai enam ini paling atas, jadi nggak heran kalau sedikit serem. Nomor pintunya 666. Serius, 666? Bener-bener angka yang nggak bikin nyaman, tapi udahlah, harga murah, gue nggak mau ribet.

*****

Suatu malam, gue lagi di dapur, ngerasa ada yang memperhatikan. Gue berbalik dan lihat Rafayel di sana, tapi kali ini... beda. Mata dia lebih dingin, senyumannya lebih menakutkan. Dia mendekat, ngerangkul gue dari belakang, tapi kali ini bukan Rafayel yang biasanya. "Gue udah lama nunggu momen ini," bisiknya di telinga gue dengan suara yang lebih tajam.

Gue ngerasa ada sesuatu yang salah. "Rafayel? Lo kenapa?"

Dia ketawa kecil, tapi bukan suara Rafayel yang gue kenal. "Bukan Rafayel. Nama gue Azriel, dan mulai sekarang, lo milik gue, Karina."

Gue langsung terdiam. Gue terperangkap antara dua saudara kembar dengan obsesi yang sama-buat memiliki gue. Tapi siapa yang sebenarnya gue hadapi sekarang? Dan bagaimana gue bisa keluar dari situasi ini? Yang jelas, ini belum berakhir, dan gue nggak tahu harus ngelakuin apa untuk bisa lepas dari dua pria yang kini mengendalikan hidup gue.
Gue ngerasa ada sesuatu yang salah.