Masih teringat jelas dalam kepalanya, kala dirinya meminta sebuah hal konyol pada salah satu atasannya saat dirinya dulu masih menjadi peserta magang di salah satu hotel bintang lima di Jakarta.
Dimana saat itu ia ditempatkan untuk bertugas direstoran yang ada dalam hotel tersebut.
"Chef Daffa, saya suka sama Chef Daffa, mau nggak tunggu sampai saya lulus, Chef? Mau nggak Chef pacaran sama saya?" Kalimat yang saat itu terucap dari mulutnya dimasa remajanya itu membuat seorang pria yang tengah memotong wortel untuk persediaan memasak, terdiam. Ah, mungkin lebih tepatnya terkejut, karena baru saja di 'tembak' oleh bocah tujuh belas tahun.
Kini pria yang dulu dikagumi nya itu berdiri tepat dihadapannya, menatapnya lekat. "Kamu, patisserie yang baru?" tanya pria itu membuat gadis yang kerap disapa Ceri itu mengangguk pelan.
"I.. Iyaa.. Chef,"
Setelah lima tahun berlalu, takdir kembali menemukan mereka.
Hidupku itu ibarat daun sirih yang di campur dengan kunyit, sudah pahit malah di tambahin pahit. Sudah susah, malah di tambahin susah.
Sudah nggak bisa moveon, susah cari jodoh, 'eh sekalinya dapat jodoh malah yang kelewat tegas dan galak. Jelas tegas dan galak, wong jodohnya saja sama Guru BK.
Apalagi guru BK-Nya ini, Guru yang dulu pernah memergoki aku pacaran di dalam kelas! Duh, parah. Di kisah ini, aku si gadis bernama Nawang Wulan kembali bertemu dengannya. Dia, Pak Arsan Arsyad.