"Gar, gue mau ngomong sesuatu sama lo. Sebenernya gue suka sama lo." -Via Altasari
"Lo bisa gak sih liat gue sekali aja sebagai pacar lo?" -Via Altasari
"Sampai kapan lo bakal ngeliat gue sebagai masa lalu lo? Gue bukan dia yang ninggalin lo semudah itu. Jadi gue mohon sama lo, sekali aja lo anggep gue sebagai Via bukan masa lalu lo itu." Via Altasari
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Gue udah pernah bilang sama lo buat jangan pernah suka sama gue. Karna hati gue cukup buat Vina dan bukan buat lo." -Tegar Putra Gama
"Lo tuh emang murahan ya? Selalu ngejar cowok yang jelas-jelas gak suka sama lo? Kurang belaian apa gimana?" -Tegar Putra Gama
"Lo cuma punya raga gue, tapi gak sama hati gue. Karna yang pasti, hati gue cuma buat Vina." -Tegar Putra Gama.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Maaf, gue terlambat buat sadar kalo ternyata yang gue butuhin itu lo Via, bukan Vina." -Tegar Putra Gama
"Izinin gue buat nyerah dulu Gar, 6 bulan gue sama lo dan lo gak pernah liat gue sebagai Via, yang lo liat itu gue sebagai Vina." -Via Altasari
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan