Langit kerap membenci dirinya, muak dengan kehidupan yang ia jalani. Kasih sayang berlimpah, serta perhatian dari orang-orang sekitar tak membuatnya nyaman. Ia terbebani, merasa sesak dengan sikap mereka.
Kehidupannya terasa memuakkan, membuat Langit berada pada titik jenuh. Hingga kehadiran seorang siswi pindahan membuatnya merasa lebih bersemangat untuk hidup.
Langit menyukainya, meski sikap dan sifat mereka bertolakbelakang. Walau terus terabaikan, bahkan diusir, Langit tetap berusaha mendekat hingga gadis tersebut membuka hati untuknya.
Sayangnya, saat ia sedang merasa bahagia bersama Pelangi yang telah membuatnya jatuh hati dan memberikan warna dalam hidupnya. Gadis itu justru menorehkan luka dan membuatnya merasa bersalah.
Lantas, apa yang harus Langit lakukan terhadap Pelangi? Haruskah ia melepaskan, atau memilih memperjuangkan gadis itu untuk tetap di sisinya?
"Bun, tahu enggak kalau ngedate sama Ibu itu lagi ngetren? Jadi, boleh kan, ya, kalau Mas gantiin momen-momen yang belum pernah Bunda dapatkan dari Bapak?"