Namanya Nara, dia dan ibunya adalah korban dari kerasnya kehidupan patriarki. Keluarga ayahnya layaknya Iblis yang terus membelenggu nya. Orang-orang selalu memuji kecerdasan Nara dan Ibunya, juga wajah manis Nara ketika tersenyum. Dari kecil Nara di asuh nenek dari pihak Ayahnya. Kau tau apa yang di ajarkan pada Nara? Ia di ajar untuk membenci kedua orang tuanya terutama ibunya dan tak di ketahui asal usulnya. Padahal sebenarnya ibunya berasal dari keluarga yang terhormat. Hingga dewasa Nara terus terkunci pada aturan keluarga ayahnya. Jengah, lelah tentu saja karena ia sangat jarang berinteraksi dengan ibunya. Sampai akhirnya Nara lulus kuliah tanpa di dampingi orang tuanya melainkan tante nya yang tak kalah kejamnya. Di masa itu Nara terus menerus di hina, di suruh bekerja tanpa henti bahkan sering bolos kuliah. Ia pun harus mengusahakan diam diam uang kuliahnya karena tidak semua di tanggung tante nya yang hanya modal omongan belaka. Ia punya sepupu juga tapi nasib mereka sama bahkan sama kejamnya dengan tantenya tak sekalipun Nara di bantu atau di sokong dia hanya diam dan terus membela sepupu yang lain. Nara selalu di salahkan dan dilimpahkan pekerjaan serta tugas tugas tak masuk akal. Di balik kerudung syari yang selalu membalut tubuhnya banyak luka bekas sayatan yang ia sembunyi. Nara tumbuh menjadi sosok yang kebingungan. Hanya satu orang yang sesekali mendengarkannya, Kaina kakak sepupu dari pihak ibunya. Kaina yang selalu mendukung Nara bahkan ia sangat menyesal tak bisa membantu Nara keluar dari lingkungan setan itu. Sampai akhirnya Nara memberanikan diri untuk melawan ia mulai menunjukkan taringnya. Dan dengan itu ia berhasil kembali ke pelukan ibunya. Namun drama tak selesai sampai disitu.