JEJAK RASA DIUJUNG SENJA

Anindhita Laksita, seorang gadis berambut ikal dan berkulit sawo matang, memiliki impian menjadi seniman. Namun, impian itu kerap terbentur tembok besar yang bernama "harapan orang tua," yang begitu protektif terhadapnya. Hidupnya berubah saat dia bertemu Pradipta Yudha, seorang kakak kelas menjabat sebagai Ketua OSIS SMA Mahardika Raya yang selalu mendukungnya. Di antara kesibukan sekolah dan mengejar cita-cita, Anindhita mulai merasakan benih cinta untuk Pradipta-perasaan yang hanya bisa memendamnya dalam diam.

Setelah mereka lulus, Anindhita dan Pradipta berpisah tanpa ada yang mengetahui perasaan satu sama lain. Bertahun-tahun kemudian, Anindhita berjuang keras sebagai seniman muda, menekuni proyek kolaborasi pertama di sebuah pameran besar. Tanpa terduga, Pradipta muncul kembali dalam hidupnya sebagai fotografer, memberikan dukungan yang tulus seperti dulu. Anindhita juga bertemu Sekar Laras, sahabat yang selalu setia mendampinginya, meski sempat terselip perasaan canggung karena kedekatannya dengan Pradipta.

Proyek kolaborasi menjadi tantangan bagi Anindhita, memaksanya berhadapan dengan ego dan konflik antar anggota tim. Namun, dengan semangat dan dukungan dari Sekar dan Pradipta, Anindhita berhasil menyelesaikan proyek tersebut. Seiring waktu, dia menyadari bahwa perjalanannya bukan hanya tentang seni, tetapi juga tentang menemukan makna persahabatan dan cinta yang tak harus terucap.

Pameran solo Anindhita menjadi pembuktian atas usaha dan tekadnya. Saat berdiri di depan karya-karyanya, dia merenungkan perjalanan panjangnya, dari seorang gadis SMA hingga menjadi seniman dewasa. Hubungannya dengan Pradipta dan Sekar semakin kuat, dan dia siap melangkah ke babak baru hidupnya, mewujudkan impian-impian yang selama ini dia pendam.