Laut, Terima Ceritaku
  • Reads 16
  • Votes 3
  • Parts 4
  • Reads 16
  • Votes 3
  • Parts 4
Ongoing, First published Oct 26, 2024
Mature
Terimakasih saya ucapkan kepada laut-Mu, dan saya juga ingin mengucapkan terimakasih pada Laut Andhika Prakasa. Segala keluh kesah diterima oleh laut, segala kebahagian dicurahkan pada laut, dan segala manis pahitnya kehidupan akan selalu laut terima. Sampai kapanpun.






Seluruh cerita ini murni karangan penulis, tidak ada unsur kenyataan dibalik cerita tersebut. Sumber gambar yang diambil dari media aplikasi pinterest. Mohon untuk tidak menyangkut pautkan dengan kehidupan nyata. Jika ada persamaan nama tokoh, tempat itu adalah kebetulan & bukan kesengajaan.
All Rights Reserved
Sign up to add Laut, Terima Ceritaku to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
In Memoriam, Sewol cover
Short Story 21+  cover
SENANDUNG [END] cover
I Wanna Be Antagonist cover
Figuran : Change Destiny of The Antagonist (Terbit)  cover
PEONY - Antagonist's Sex Slave cover
Become An Important Figure's Wife🥀 END cover
Dear, you [DEAR J II] cover
No Other(✓) cover
HEART OF FIRE  cover

In Memoriam, Sewol

9 parts Complete

Ingatkah kalian dengan Tragedi Sewol? 16 April 2014. Adalah suatu hari yang kelam. Hari yang telah mencetak satu sejarah pahit dalam berjalannya masa. Meskipun berlalu, akankah kalian berencana melupakannya? Melupakan mereka yang telah terbang ke nirwana. Dalam buasnya lautan dan dinginnya air garam, di sana terkubur jiwa-jiwa yang tenang. Puing puing feri megah, dinding kabin, lorong sunyi, dan ratusan pelampung menjadi saksi bisu terangkatnya sukma dari raga yang terapung kaku. Ada berkali-kali jeritan pilu terdengar kala itu. "Selamatkan aku!" Seperti itu dan terus berulang, terlontar dengan suara parau. "Mengapa maut cepat sekali tiba? Tak bisakah ini ditunda sebentar? Setidaknya sampai aku mengucap salam perpisahan pada orang-orang yang kucintai," batin mereka. Tak ada jawaban. Mereka yang diceritakan tetap pergi walau dengan segenap hati telah memohon. Hari itu pun berlalu. Waktu berjalan cepat ternyata. Saat ini adalah masa setelah peristiwa itu terjadi. Adalah saat yang menyimpan kenangan pahit itu. Hari ini kami di sini baik-baik saja, dan mereka... Bagaimana kabar mereka? #26 in chategory non-fiksi 170403 #85 in chategory non-fiksi 180430