Perjalanan cinta mereka dimulai dari sebuah pertemuan sederhana di desa, saat kaki terinjak tanpa sengaja. Dari situ, nasib membentuk takdir yang mempertemukan mereka kembali di masa sekolah menengah pertama. kehidupan remaja yang penuh tawa dan suka cita, penuh harapan sederhana dalam kedekatan yang polos. Namun, hubungan itu terputus dalam waktu singkat, menyisakan tawa getir dan kebingungan muda.
Seiring tahun bergulir, kisah mereka menjadi catatan panjang yang bertabur harapan dan luka. Mereka berkali-kali bertemu, saling mencoba, memulai dan mengakhiri dengan asa yang terus hidup dalam hati masing-masing. Setiap kali mencoba, selalu ada rintangan yang menghadang, entah itu ego atau rasa yang perlahan pudar. Meskipun begitu, bayangannya tak pernah hilang, selalu ada, mengiringi langkah tanpa kehadiran fisik namun nyata dalam benaknya.
Pada akhirnya, 2024 membawa mereka ke Jogja, kota yang menyimpan segala kenangan dan mimpi. Di sana, setiap sudut terasa berbicara, menjadi saksi kebahagiaan yang pernah mereka rangkai bersama: lampu kota, angin malam, dan semua tempat yang penuh cerita mereka. Hingga tiba saatnya untuk benar-benar melepaskan. Dengan berat hati, ia menerima kenyataan pahit itu, namun tetap meninggalkan pesan maaf dan terima kasih, menyadari bahwa perjalanan ini telah meninggalkan jejak di hati yang takkan terlupakan.
Ini adalah kisah tentang mengikhlaskan, tentang keberanian untuk menerima, dan tentang cinta yang akan selalu ada meskipun terpisah oleh jarak dan waktu.
⚠️WARNING. THIS BOOK CONSIDERED FOR 19+. PLEASE BE WISE!
_____
Blurb :
Gabriella Aphrodite Ciero, Orang-orang terdekatnya sering memanggilnya Gabbie. Selain suka kucing dan memasak gadis itu juga suka memperhatikan sahabat Kakaknya, Ares Lucian Mateo. Gabbie tidak pernah tidak terpesona dengan ketampanan dan karisma pria itu. Tapi sayangnya pria itu tak begitu memperhatikannya dan hanya menganggapnya sebagai adik dari sahabatnya.
Hingga akhirnya malam itu terjadi. Malam yang tidak akan pernah Gabbie lupakan.