Eiji, seorang remaja jenius dengan IQ yang melampaui batas pemahaman manusia, dikenal karena keceriaan dan kebaikan hatinya. Di balik predikatnya sebagai anomali, keajaiban langka yang diprediksi akan melampaui pencapaian Einstein, Eiji hanyalah remaja biasa yang mendambakan persahabatan dan penerimaan. Ia menemukan keduanya pada sosok sahabat yang selalu berada di sisinya, mendukung setiap langkah Eiji.
Namun, dunia Eiji yang tampak sempurna perlahan berubah menjadi mimpi buruk ketika ia dituduh melakukan plagiarisme dalam kompetisi sains nasional. Tuduhan palsu ini, yang tak pernah Eiji bayangkan sebelumnya, menjadi titik awal dari serangkaian peristiwa yang mengguncang hidupnya. Seakan ada kekuatan tak terlihat yang dengan licik ingin menjatuhkannya.
Di tengah kecurigaan dan diskriminasi yang dilakukan oleh pihak sekolah, Eiji masih menemukan dukungan dari sahabatnya. Namun, Eiji perlahan menyadari bahwa dirinyalah target utama dari perlakuan tidak adil ini. Sekolah, yang seharusnya menjadi wadah bagi pikiran cemerlangnya, justru berubah menjadi medan pertempuran yang kejam.
Dari remaja yang ceria, Eiji bertransformasi menjadi sosok yang dingin dan penuh perhitungan. Ia takkan membalas dengan kekerasan fisik, melainkan dengan senjata yang lebih tajam: kecerdasannya yang tak tertandingi. Perlahan tapi pasti, Eiji merangkai strategi, menjalin benang-benang pembalasan yang dingin dan terukur, untuk mengingatkan mereka bahwa ada harga yang harus dibayar atas pengkhianatan dan kesombongan.