Sweet Dreams, Sweetheart!
  • Reads 17,133
  • Votes 1,486
  • Parts 41
  • Reads 17,133
  • Votes 1,486
  • Parts 41
Complete, First published Oct 30, 2024
Sebuah kartu pos mendarat di rumah Akasia Hazel.

Isinya adalah tulisan Edsel Pranaja saat mereka SMA dulu. Kakak kelas yang pendiam dan lembut itu ternyata memiliki perasaan khusus kepadanya. Sayangnya, ketika cowok itu lulus, Acha--panggilan dari Akasia--justru lost contact. Cowok itu kuliah di luar negeri dan Acha bergelut dengan masalah keluarga karena orangtuanya bercerai.

Sepuluh tahun berlalu, Acha sudah bekerja sebagai host televisi. Jadi bahan gosip sudah seperti makanannya sehari-hari. Sayangnya, dia tidak tertarik menjalin percintaan kepada siapa pun. Kandasnya pernikahan kedua orangtua yang selebriti papan atas itu cukup memberi luka mendalam kepadanya. Padahal mereka dulu adalah sepasang couple goals menurut publik.

Namun, dunia seperti kembali memberikannya harapan. Lewat kartu pos magis di tangan, tubuhnya terlempar kembali kepada masa sepuluh tahun lalu, sebelum orangtuanya bercerai.

Dia diberi kesempatan untuk mengubah takdir dan berbahagia sekali lagi.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Sweet Dreams, Sweetheart! to your library and receive updates
or
#11kakakkelas
Content Guidelines
You may also like
Permata Dari Rembulan by Vaanella
38 parts Ongoing
Sekuel dari buku pertama yang berjudul The Perfect Bouquet. Disclaimer: Kerajaan, adat dan semua yang ada di dalam cerita ini murni hanyalah imajinasi dari penulis dan tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun. φ Blurb: Tatjana membuka matanya dengan napas yang tersengal-sengal, seolah ia tidak bernapas selama beberapa menit. Paru-parunya seolah terbakar karena kekurangan oksigen. Berbeda dengan perasaan yang ia alami beberapa saat yang lalu, kini ia merasa lebih nyata. Ia tahu kalau sekarang dirinya sedang menutup mata dan karena itu, perlahan, ia membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat ketika membuka mata adalah hamparan bintang-bintang yang begitu indah, ia seolah bisa melihat seluruh gugus dan galaksi dengan mata telanjangnya. Ia tersenyum karena entah bagaimana, ia tahu kalau sekarang dirinya sedang berada di bawah langit Balwanadanawa. Memangnya, ada tempat lain selain di Balwanadanawa, yang memiliki pemandangan bintang sebanyak ini? Tubuhnya terasa sakit, mungkin karena mimpinya tadi. Ya, ia tadi dirinya pasti bermimpi. Ia berdiri dan menatap sekelilingnya, lalu menyadari sesuatu. Ini bukan Balwanadanawa, setidaknya bukan Balwanadanawa yang ia kenali. Bahkan ia sama sekali tidak mengenali tempat ini. "Di mana ini?" tanya Tatjana pada dirinya sendiri. Lalu, Tatjana menyadari kalau ada yang tidak beres ketika ia melihat pakaian yang dikenakannya. Selama hidupnya, ia tidak pernah merasa memiliki pakaian seperti ini. Bukankah di Balwanadanawa ia harus memakai kebaya? Bagaimana ia bisa memakai pakaian seperti ini? Ia kembali menatap ke sekitar dan melihat di kejauhan hamparan padang rumput ini, ada banyak orang yang membawa obor api. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun yang pasti, ia tahu kalau dirinya harus berlari dari tempat ini. Orang-orang itu mungkin saja adalah orang jahat dan ia tidak ingin ditangkap oleh mereka. Ia harus berlari dan menemukan jalan kembali ke Balwanadanawa.
You may also like
Slide 1 of 9
Permata Dari Rembulan cover
Here Waiting [Completed] ✔️ cover
Garis Darah cover
Over The Rain cover
Since You Came Along [TERBIT] cover
Give Me Your Sandwich! [END] cover
Penginapan 404!  cover
Distorsi Hati [Completed] ✔️ cover
NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN)  cover

Permata Dari Rembulan

38 parts Ongoing

Sekuel dari buku pertama yang berjudul The Perfect Bouquet. Disclaimer: Kerajaan, adat dan semua yang ada di dalam cerita ini murni hanyalah imajinasi dari penulis dan tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun. φ Blurb: Tatjana membuka matanya dengan napas yang tersengal-sengal, seolah ia tidak bernapas selama beberapa menit. Paru-parunya seolah terbakar karena kekurangan oksigen. Berbeda dengan perasaan yang ia alami beberapa saat yang lalu, kini ia merasa lebih nyata. Ia tahu kalau sekarang dirinya sedang menutup mata dan karena itu, perlahan, ia membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat ketika membuka mata adalah hamparan bintang-bintang yang begitu indah, ia seolah bisa melihat seluruh gugus dan galaksi dengan mata telanjangnya. Ia tersenyum karena entah bagaimana, ia tahu kalau sekarang dirinya sedang berada di bawah langit Balwanadanawa. Memangnya, ada tempat lain selain di Balwanadanawa, yang memiliki pemandangan bintang sebanyak ini? Tubuhnya terasa sakit, mungkin karena mimpinya tadi. Ya, ia tadi dirinya pasti bermimpi. Ia berdiri dan menatap sekelilingnya, lalu menyadari sesuatu. Ini bukan Balwanadanawa, setidaknya bukan Balwanadanawa yang ia kenali. Bahkan ia sama sekali tidak mengenali tempat ini. "Di mana ini?" tanya Tatjana pada dirinya sendiri. Lalu, Tatjana menyadari kalau ada yang tidak beres ketika ia melihat pakaian yang dikenakannya. Selama hidupnya, ia tidak pernah merasa memiliki pakaian seperti ini. Bukankah di Balwanadanawa ia harus memakai kebaya? Bagaimana ia bisa memakai pakaian seperti ini? Ia kembali menatap ke sekitar dan melihat di kejauhan hamparan padang rumput ini, ada banyak orang yang membawa obor api. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun yang pasti, ia tahu kalau dirinya harus berlari dari tempat ini. Orang-orang itu mungkin saja adalah orang jahat dan ia tidak ingin ditangkap oleh mereka. Ia harus berlari dan menemukan jalan kembali ke Balwanadanawa.