Novel ini berjudul "Di Ambang Penemuan: Kisah Kehidupan Theodore Ashton, Ilmuwan dan Pembaru". Buku ini adalah sebuah kronik yang merinci perjalanan hidup Theodore Ashton, seorang ilmuwan visioner di era 1930-an yang dengan tekad dan ketekunan berjuang untuk mematahkan stigma kelam yang melekat pada nama keluarganya. Dikenal sebagai keturunan dari keluarga Ashton yang dulunya dicurigai terlibat dalam praktik-praktik gelap, Theodore tumbuh dengan ambisi besar untuk membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dapat menyembuhkan, bukan menyakiti.
Buku ini tak hanya mengulas kejeniusan Theodore dalam menemukan metode baru mendeteksi golongan darah atau meracik obat penyembuh untuk keracunan tanaman beracun seperti Hemlock, tetapi juga menggambarkan perjalanan emosionalnya yang penuh beban. Dalam situasi tersulit, sahabatnya, Matthew Grant, hadir sebagai teman setia yang selalu memberikan dukungan, menasihati Theodore agar tidak lagi bersembunyi di balik rasa takutnya akan masa lalu keluarga.
Sepanjang narasi, kita melihat bagaimana Theodore menghadapi keraguan dan kecemasan masyarakat sekitar, serta perjuangannya untuk mengatasi berbagai rintangan dalam dunia ilmiah yang saat itu masih penuh dengan prasangka. Dengan dedikasi penuh pada ilmu pengetahuan dan didukung oleh kehangatan persahabatan Matthew, Theodore terus berusaha menciptakan penemuan-penemuan yang dapat mengubah hidup banyak orang, meski harus melewati masa-masa sulit dan tantangan besar. "Di Ambang Penemuan" bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang keberanian, pengampunan, dan upaya seorang pria untuk membawa cahaya bagi nama keluarganya yang selama ini berada dalam bayang-bayang gelap.
Gretta Quinley harus menyandang gelar Duchess of Valtor atas paksaan kakaknya. Mengubur semua impiannya untuk menjadi Ratu di masa depan bersama sang kekasih, Putra Mahkota Kekaisaran Douglas.
Gretta pikir menikah dengan Duke Fredric Caradoc of Valtor yang tidak mampu mengucapkan kata cinta dan hanya sibuk pada tugas menjaga pertahanan wilayah kerajaan adalah hal terburuk dalam hidupnya , nyatanya mencintai Putra Mahkota adalah hal yang paling Gretta sesali.
"Aku mengandung anak Putra Mahkota."
Malam itu, pria yang selalu Gretta nilai tidak berperasaan justru memberikan dekapan hangat dan dukungan penuh. Menolongnya untuk kembali bangkit, walau pada akhirnya Gretta membohonginya dan tetap memilih mengakhiri hidupnya.
Namun, bagaimana jika Gretta diberikan kesempatan untuk memperbaiki semuanya?