Pip..pip..piiiiiiiiiiiiiiiiiip............. Garis lurus dimonitor terpampang jelas diiringi suara berdenging panjang. Agha sudah menyerah? tampaknya ia menyerah untuk kali ini. Luka yang tidak pernah bisa sembuh. Luka yang berkali-kali membunuhnya. Seakan Tuhan tidak pernah memberikan kebahagiaan untuknya. Bahkan sampai kematiannya pun dia masih berharap ada seseorang yang bisa melepaskan belenggu penderitaannya. "Tidak! Kau tidak boleh pergi Agha! Kumohon!" "Brengsek lo gha! masalah kita belum selesai tapi lo pergi duluan" "Agha lo harus bangun! Gue gamau tau lo harus tepatin janji lo ke anak-anak panti!" "Mengisi daya!" "Clear!" "Lanjutkan CPR!" Pip..pip..pip..pip Lagi dan lagi hingga satu kali lagi Agha hanya ingin pelukan hangat dari seseorang yang jauh dirindukannya. -Save Me Naxit Sendriana