Rania Anggita baru berusia 18 tahun ketika ia memutuskan menikah, penuh impian sederhana tentang bahagia selamanya. Tapi, seiring waktu, impian itu mulai pudar. Beban rumah tangga terasa begitu menyesakkan; mimpi-mimpi masa mudanya hilang, tertelan kewajiban yang kadang tak pernah ia bayangkan. Rania kini merasa terjebak dalam pernikahan yang justru membuatnya kehilangan jati diri.
Di tengah kebingungannya, Rania bertanya-tanya, benarkah cinta adalah jawaban? Atau pernikahan ini hanyalah keputusan tergesa yang membuatnya kehilangan kesempatan untuk mengenal diri? Berani kah ia kembali melangkah ke jalan yang tertinggal, atau harus bertahan pada komitmen yang pernah ia pilih?
Jejak yang Terlalu Cepat adalah kisah tentang penyesalan, pencarian jati diri, dan harapan untuk menemukan kembali apa yang benar-benar berarti dalam hidup.
"Jangan menikah dengan alibi ingin menyempurnakan separuh agama, jika kamu saja tidak paham dan tidak mau memahami konsep berumah tangga menurut agama."
-Rania Anggita