Cerpen ini mengisahkan tentang perjalanan cinta dan keteguhan hati antara Xavier dan Starla, sepasang kekasih yang harus menghadapi cobaan berat ketika Xavier didiagnosis mengidap gagal ginjal.
Sinar matahari menerobos jendela kamar rumah sakit, membelai wajah Xavier yang kini terbaring lemah di ranjang. Dari sosok yang dulu penuh energi, kini tubuhnya semakin kurus dan setiap gerakannya terasa berat. Di sampingnya, Starla duduk setia, menggenggam tangan Xavier dan berusaha menyembunyikan rasa sakit di balik wajahnya yang tegar. Meski fisik Xavier semakin menurun, kehadiran Starla menjadi kekuatan yang membuatnya terus bertahan.
Melalui dialog sederhana namun mendalam, pembaca dibawa kembali ke kenangan-kenangan manis masa lalu mereka, seperti saat mereka berkemah di pantai di bawah langit terbuka. Kenangan tersebut, walaupun singkat, mampu menghidupkan kembali senyuman di wajah Xavier dan sejenak mengusir rasa sakit yang dideritanya. Starla selalu berusaha menceriakan suasana dengan kisah-kisah kecil, menghidupkan kembali momen-momen bahagia, agar Xavier tidak kehilangan harapan. Namun, semakin hari, kondisi Xavier kian memburuk, dan mereka mulai menyadari bahwa waktu bersama mungkin semakin terbatas.
‼️cover diambil dari pinterest‼️
Tujuan hidup Dayung hanya dua; membalaskan kematian Obas, sahabatnya pada Grisang Tamiri, dan menuliskan 'Sumarsih', nama ibunya di atas sebuah kijing
Ia menjadi informan polisi untuk menghancurkan Sang Juragan narkoba, dan belajar membaca serta mengeja nama ibunya pada seorang anak bernama Musdi.
Di antara sepak terjangnya menghadapi anak buah Tamiri yang mengusik tempat tinggal dan orang-orang terkasihnya di Pasar Manik, serta usahanya menyelamatkan diri dari segerombol dokter pedagang organ yang memburu-buru ginjalnya, Dayung terbata-bata mengeja cinta ibunya yang ternyata tak pernah meninggalkannya.