Di kelas Jepang yang penuh semangat belajar, tidak hanya pelajaran bahasa yang menjadi pusat perhatian, tetapi juga dinamika emosional yang rumit. Di antara para siswa, ada Lily, seorang gadis muda yang baru pindah dari Indonesia, yang dengan cepat menjadi sorotan di mata dua orang: Rafli, teman sekelasnya yang sama-sama baru, dan Kouki-sensei, guru tampan yang memiliki karisma dan ketegasan. Rafli mampu menarik perhatian tanpa berusaha terlalu keras. Dia cenderung memilih pakaian yang nyaman, seperti kaos polos dan jeans, tetapi selalu terlihat fashionable. Sifatnya yang ramah dan humoris juga membuatnya mudah didekati, menjadikannya pusat perhatian di antara teman-teman sekelasnya. Sedangkan Kouki-sensei bukan tipe guru biasa. Pembawaannya dewasa, pandangannya tajam namun penuh perhatian, dan setiap kali dia menjelaskan huruf kanji yang rumit, ada ketulusan dalam suaranya yang membuat suasana kelas terasa hangat. Awalnya, aku hanya mengaguminya sebagai seorang murid, menyerap setiap kata yang dia ajarkan. Namun, dari obrolan singkat setelah kelas hingga pertemuan singkat di perpustakaan, hubungan kami berkembang dalam diam. Di balik interaksi yang tampak biasa, hatiku mulai terpaut pada caranya memandang dunia, ketekunan, dan perhatian yang diam-diam ia berikan kepadaku. Meskipun kami harus menjaga batasan sebagai guru dan murid, cinta yang tumbuh di antara kami tak bisa diabaikan. Di antara hiragana dan kanji, aku belajar bahasa baru-bahasa cinta yang mengisi ruang kelas dan hatiku tanpa pernah direncanakan.All Rights Reserved
1 part