Senyumnya terpatri, tawanya bersuara lepas, namun maknanya mengumbar dusta. Deret aksara tertata rapih mencipta bait setiap kisah yang berhasil dilalu. Tapi kenapa batinnya masih risau? "Wistala! Mama mati-matian ngelahirin kamu bukan buat jadi sampah!" Padahal mati-matian Wista kokohkan raga dan batinnya. Wista paksa raganya maju tanpa asa dan rasa hingga nyaris tumbang. Lantas siapa yang mengerti? "Mau satu dunia nunjuk lo sampah, gue bakal maju paling depan buat teriak," jeda sesaat diambil beri waktu maniknya tatap Wistala dengan sirat makna, "adek gue berlian paling berharga." _____________________________________ Murni dari otak mongiel aingAll Rights Reserved
1 part