Pada tengah malam yang sunyi di Kota Samarahan, dua sahabat memberanikan diri untuk melakukan ritual pemagaran di sebuah rumah kayu bertiang yang diganggu makhluk halus. Dengan bacaan doa, zikir, dan ritual silat sebagai pelindung, mereka menghadapi entiti menyeramkan yang menggangu rumah tersebut. Semakin mendekat, suasana seram memuncak, suara berbisik, bayangan misteri, dan tenaga hitam yang merasuk menjadi ujian ketahanan mental dan fizikal mereka. Dengan pengalaman silat dan bantuan air limau, pertarungan sengit dengan makhluk berwajah binatang dan mata merah menyala berlangsung dalam kegelapan malam. Namun, meski berjaya mematahkan serangan itu, mereka tahu ada misteri dan bayangan yang belum sepenuhnya reda, menunggu di luar rumah, seolah-olah menanti peluang kembali.