Serenade Cinta di Negeri Rafflesia

Di **Tanah Rafflesia**, di mana langit senja menyulam kisah dengan lautan yang tiada habisnya, dua jiwa muda, **Aluna Amara** dan **Sagara Wijaya**, terperangkap dalam kisah yang tak terduga. Aluna Amara, gadis yang jiwanya berlari mengikuti angin, penuh dengan mimpi dan keteguhan hati, sementara Sagara Wijaya, pria yang tenang seperti air, memilih diam dan mendengarkan setiap detik alam berbicara. Pertemuan mereka dimulai dari sebuah proyek di sekolah-merawat dan memahami makna bunga Rafflesia, simbol kekuatan dan keindahan yang tersembunyi di dalam hutan Bengkulu.

Setiap senja, mereka berjalan tanpa kata, hanya ditemani suara ombak yang memecah sunyi dan semilir angin yang menyelusup di antara rambut mereka. Obrolan ringan tentang mimpi dan kehidupan mengalir begitu saja, namun keduanya merasa ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan. Namun, seperti bunga yang mekar dalam kesunyian, mereka ragu untuk mengungkapkan apa yang terasa di dalam hati.

Musim berbunga Rafflesia datang, dan Sagara Wijaya mengajak Aluna Amara untuk menelusuri hutan lebat, menuju tempat di mana bunga raksasa itu mekar dalam kesendirian. Di sanalah, di tengah wangi tanah basah dan heningnya hutan, Aluna merasakan keindahan yang tak bisa diungkapkan kata-kata-cinta yang perlahan tumbuh di antara mereka. Cinta yang seperti Rafflesia-terlahir dalam keheningan dan tumbuh di tengah tantangan alam yang keras.

Di bawah cahaya bulan yang temaram, mereka akhirnya saling memandang, dan dalam sekejap, segala keraguan itu lenyap. Mereka saling mengikat janji untuk merawat cinta ini seperti mereka menjaga hutan dan bunga Rafflesia yang langka.

**"Serenada Kasih di Tanah Rafflesia"** pun terlahir sebagai lagu tak terucap, menjadi saksi bisu dari dua hati yang percaya bahwa cinta yang tulus bisa tumbuh di tengah riuhnya dunia, sama seperti bunga yang menantang waktu, mekar dengan keindahan yang tak bisa disangka.