Siapa bilang pahlawan wanita itu harus dicari oleh orang lain dan jatuh cinta pada pria ketika mereka melihatnya?
Siapa bilang pahlawan wanita harus sedingin es dan cerdas, dan membuat semua keinginannya menjadi kenyataan?
Sekalipun tak seorang pun mencintaiku, aku tetap harus mencintai diriku sendiri.
Karena aku ada, ada untukku, hanya aku.
Beberapa wanita terlahir seperti rumput, lahir di desa pegunungan paling terpencil, dengan penampilan paling biasa, dan memiliki ayah yang kejam dan ibu yang pengecut. Akhir hidup mereka sepertinya sudah hancur di awal.
Tetapi seseorang yang tidak pernah dicintai tidak layak mendaki gunung yang tinggi dan memandang rendah para pengecut yang menggunakan lemak orang untuk membangun darah dan dagingnya?
Aku terlahir seperti sungai, dipandang rendah oleh orang lain seperti katak di dasar sumur, namun aku hanya ingin bertanya satu pertanyaan: Dunia sedang naik turun, kuat dan lemah sulit ditentukan, siapa tahu aku tidak akan menjadi angsa liar dan terbang di angkasa?
Aku itik buruk rupa, gadis jelek dari latar belakang yang kasar, dia belum pernah membaca puisi-puisi anggun itu, dan belum pernah melihat putra dan cucu bangsawan. Dia hanya memiliki parang rusak dan harimau kain Itu hanya mimpi pada awalnya, tapi meskipun dia penuh dengan bekas luka, meski pada akhirnya hanya mimpi, dia tetap harus bertaruh.
Bertaruhlah bahwa sehelai rumput pun layak untuk hidup dan hidup bermartabat.
____
Saya ingin mendedikasikan dokumen ini kepada semua orang yang telah menderita selama berabad-abad, khususnya para wanita yang memiliki harapan yang tersembunyi di kedalaman sejarah.
[CNovel Terjemahan Author: Anonim]
*Wattys 2018 Winner / Hidden Gems*
CREATE YOUR OWN MR. RIGHT
Weeks before Valentine's, seventeen-year-old Kate Lapuz goes through her first ever breakup, but soon she stumbles upon a mysterious new app called My Dream Boyfriend, an AI chatbot that has the ability to understand human feelings. Casually, she participates in the app's trial run but finds herself immersed in the empathic conversations with her customizable virtual boyfriend, Ecto.
In a society both connected and alienated by technology, Kate suspects an actual secret admirer is behind Ecto. Could it be the work of the techie student council president Dion or has Kate really found her soulmate in bits of computer code? She decides to get to the bottom of the cutting-edge app. Her search for Ecto's real identity leads Kate to prom, where absolute knowledge comes with a very steep price.