27 parts Complete Freya adalah gadis yang tak pernah dianggap. Selalu dibandingkan, selalu diabaikan. Dalam keluarganya sendiri, ia seolah tak punya tempat. Saat sakit menjemput-bukan hanya fisik, tapi juga luka batin yang mendalam-ia meninggal dalam kesepian, tanpa satu pun tangan yang merawat.
Tapi takdir memberinya kesempatan kedua. Ia terbangun di masa tiga tahun sebelum kematian-di masa di mana semuanya belum hancur, tapi ia sendiri telah mati rasa. Kali ini, Freya tak lagi mencari cinta, tak lagi berharap.
Ia hanya ingin satu hal: damai.
Namun, perubahan dalam dirinya justru mengguncang orang-orang di sekitarnya. Keluarganya mulai merasa kehilangan-bukan karena Freya pergi, tapi karena ia tak lagi mengejar mereka.
Ini adalah kisah tentang luka yang tidak terlihat, tentang cinta yang datang terlambat, dan tentang seorang gadis yang belajar bahwa hidup bukan untuk menyenangkan siapa pun-selain dirinya sendiri.
____________________________
"Kenapa setiap bab pendek?"
Karena aku menulis A Silent Heartbeat (Detak jantung yang sunyi) atau lebih mengarah ke Mati Rasa bukan sekadar sebagai judul, tapi sebagai napas dari keseluruhan cerita.
Tokoh dalam cerita ini sudah kehilangan banyak hal rasa, makna, bahkan semangat untuk menjelaskan segalanya.
Jadi setiap babku tidak bertele-tele.
Tidak meledak-ledak.
Tidak penuh deskripsi manis atau emosi yang dibesar-besarkan.
Karena dalam kondisi mati rasa, seseorang tidak menangis panjang. Tidak berbicara banyak.
Kadang hanya diam. Kadang hanya satu kalimat yang keluar, tapi beratnya seperti seribu kata.
Bab-bab yang pendek ini adalah cermin dari dunia dalam cerita.
Datar, sepi, namun menyimpan beban yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang pernah merasa kosong.
Aku tidak sedang membuatmu larut dalam emosi, tapi ingin kamu menyadari kekosongan yang ada di sela-sela kalimat.
Karena mati rasa bukan tentang kehilangan cerita, tapi kehilangan cara untuk menyampaikannya.