Tak lama bayi yang dilahirkan Kiara "menghilang".
"Kembalikan anak saya pak." Desah Kiara hampir menangis. Ia tidak tahu lagi apakah setelah ia di usir mertua dan di paksa berpisah dengan Abiyyan ia masih bisa hidup tanpa bayi kecilnya.
"Dia juga anak ku." Abiyyan menyentak lengan Kiara dalam kungkungannya.
"Dia bukan anak pak Abiyyan." Ucapnya mulai berurai air mata. Meski ia bertekad untuk bungkam namun pria itu, Abiyyan yakin bayi mungil yang di lahirkan "mantan" istrinya adalah darah dagingnya.
"Kalau begitu. Selepas orang tua ku menendang mu keluar, siapa laki-laki yang menggauli mu?" Manik mata mereka saling bertemu tapi Kiara segera memutus mata rantai bisa melemahkan hatinya kembali.
"Bukan urusan anda pak Abiyyan." Mendengar pernyataan Kiara sorot mata Abiyyan terkesan lebih serius. Kiara menangkap sirat kemarahan di matanya. Cemburukah? Kiara tidak peduli. Ia menjauhkan dirinya dari Abiyyan. Tapi laki-laki itu merasa di remehkan, ia mengurung pinggang Kiara yang terlepas dan menyeretnya jatuh di bawah kuasanya.
"Hen_tolong pak Abiyyan." Laki-laki gila itu telah membuat ibu dan anak menangis bersamaan. Kiara yang ingin meraih putranya hanya bisa pasrah kedua kakinya jatuh terkulai Abiyyan ingin mencoba jika gadis itu masih miliknya.
Desain by Canva