Geschiedenis : The Line of Historia [ON GOING]
  • Reads 1,908
  • Votes 888
  • Parts 21
  • Reads 1,908
  • Votes 888
  • Parts 21
Ongoing, First published Nov 11, 2024
5 new parts
⚠️[JANGAN LUPA KASIH VOTE]⚠️

Seorang laki-laki dari Tumapel tengah putus asa mencari istrinya yang hilang secara misterius. Dalam pencariannya yang penuh tekad, laki-laki berusia 25 tahun itu tiba-tiba terlempar ke tahun 2019 melalui sebuah portal dimensi disaat dirinya hampir menyentuh dasar jurang. Tersesat di masa depan, ia bingung dengan dunia modern yang serba asing baginya.

Di sisi lain, ada seorang gadis SMA bernama Desi Elfreda Garini, seorang wibu yang sebatang kara sejak ditinggal mati oleh kakek neneknya dan tumbuh di kota besar. Suatu hari, takdir mempertemukan mereka. Desi terkejut saat melihat seorang laki-laki yang berpakaian ala bangsawan kerajaan jawa kuno yang tengah pingsan di tengah derasnya hujan.

Karena insiden itulah yang membuat Desi dan laki-laki itu tinggal satu atap untuk sementara. Laki-laki itu masih bingung dengan situasi ini, ia tidak menyadari bahwa ia berada di masa depan, sementara Desi mencoba untuk mencari tau siapa sebenarnya laki-laki itu.

Hubungan Desi dengan laki-laki yang ia selamatkan malam itu, yang semula penuh tanda tanya perlahan berkembang menjadi benih-benih cinta didalam hati gadis itu.

Akankah laki-laki misterius itu menemukan jawaban atas misteri hilangnya sang istri? Dan apakah laki-laki tersebut bisa kembali ke zaman ia tinggal?
All Rights Reserved
Sign up to add Geschiedenis : The Line of Historia [ON GOING] to your library and receive updates
or
#1desi
Content Guidelines
You may also like
Dingin Cinta Nauli (END) // Revisi Bertahap by Kaelaraa
20 parts Ongoing
Nauli Amoura Shenaza, remaja cantik yang baru lulus dari bangku Sekolah Menengah Pertama. Keinginan terbesarnya adalah, merasakan dekap hangat keluarga yang sudah lama padam. Tetapi, asa itu masih berupa ilusi dalam logika. Tidak menyerah, dia akan berusaha bangkit, kekuatan dalam atmanya, pun kekuatan dari sahabat terdekatnya, Kania Veronica Zeralind. Hingga, keajaiban datang, memberi selimut hangat pada dingin sukma Amoura, remaja penuh cinta untuk orang di sekitarnya. *** "Amour... kita lulus!" pelukan erat itu, mendekap hangat atma. Meredam dingin tangis, ketidakhadiran kedua orang tua. "Zera! Kan, aku udah bilang, jangan panggil aku Amour!" Shena melepas pelukan dengan bibir mengerucut. "Loh? Itu nama kamu. Artinya, Cinta kalau di Bahasa Prancis." Perpisahan sekolah adalah momen indah bagi semua siswa dan siswi yang sudah menyelesaikan pendidikannya di bangku sekolah. Tetapi, tidak semua merasakannya, apabila tidak ada dekap hangat kedua orang tua. Nauli Amoura Shenaza, nama yang cantik dengan sejuta kisah hidup pelik. . . . Noted: * Cover by Pin + Logo desain by admin Rumah Ramah Penulis. * Cerita ini real hasil pemikiran saya sendiri! Dimohon jangan plagiat. * Jika ingin mengoreksi kekeliruan dalam cerita ini, saya persilahkan. Dengan catatan, menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti. * Cerita ini saya ikutsertakan dalam acara Festival Fiksi, Writing Marathon, Rumah Ramah Penulis. * Jangan menerka akan bagaimana. Nikmati saja alurnya. Karena ini bukan kisah sempurna. Selamat Membaca💙🌹 ~ Lara #festivalfiksiRRP #RRPwritingmarathon
You may also like
Slide 1 of 10
Tuhan, Mana Bahagiaku? cover
YOU ARE JUST MY IMAGINATION [END] cover
Hanami | Secret Admirer (ON GOING) cover
THE FINAL FLOOR (Slow Update) cover
Lembaran Baru cover
Tidak Membenci Sebuah Harapan cover
Kasta: Amerta dalam Bayang (Pindah Ke KBM App) cover
GARBHAPATI  cover
Dingin Cinta Nauli (END) // Revisi Bertahap cover
Anabele cover

Tuhan, Mana Bahagiaku?

9 parts Ongoing

"Aku mencintaimu, Aanya Abigail." ***** "Kamu harus sadar diri, Aanya. Kita berbeda dan terlalu jauh untuk disetarakan." ***** "Diam kamu wanita penyakitan! Kalau bukan karena kamu hidup saya tidak akan sepelik sekarang ini." "AYAH!" ***** Hidup memang bukan hanya tentang bahagia. Ada kalanya derita dan luka menerpa, membuat kita tidak berdaya. Ada masanya juga, tawa menghiasi kalbu, menghangatkan jiwa. Namun, bagaimana jika tawa itu tidak pernah hadir dalam hidup kita? Dan justru, lara terus menghiasi hati mencipta nestapa dalam kalbu.