"Meskipun Hinata sudah mengenal Regan hampir lima tahun lamanya, ia merasa seolah belum benar-benar tahu siapa pria itu. Regan yang ia kenal adalah sosok yang tegas, berprinsip, dan selalu penuh keyakinan. Namun, di balik itu semua, ada sesuatu yang tersembunyi - sebuah ketidakpastian yang selalu menggelayuti hubungan mereka.
Suatu hari, saat mereka berdua berada di kantor kedutaan untuk mengurus visa AS, Regan berbicara tentang hidupnya. 'Aku punya tiga pilihan hidup,' katanya, dengan tatapan yang serius, hampir seperti sebuah janji yang harus ditepati. 'Pertama, menjadi navigator handal di kapal pesiar internasional terbesar, dan menjadi orang Indonesia pertama yang mencapai posisi itu. Kedua, hidup di darat, menikah, punya keluarga kecil yang bahagia. Ketiga, hidup mengelana, tinggal di luar negeri selamanya.'
Hinata mendengarkan, terpesona sekaligus bingung. Regan, yang begitu idealis, selalu tampak seperti seorang pria yang memiliki semua jawaban tentang masa depannya. Namun, apakah Hinata benar-benar memahami apa arti pilihan-pilihan itu bagi Regan? Ataukah mungkin, tanpa ia sadari, Regan juga sedang berjuang mencari jawabannya sendiri?"
"Menjadi navigator handal di kapal pesiar internasional terbesar... Aku sudah hampir mencapainya, tapi aku tahu, itu akan mengorbankan banyak hal. Apakah aku siap kehilangan semuanya demi itu? Keluarga, teman, dan juga .... Hinata."