/moon.blood/ adalah aliran darah yang terhubung dengan cahaya bulan, simbol kekuatan dan takdir yang tak terelakkan.
Story by Wingshypen Wingsious Crew, 2024
Di balik misteri dan cahaya rembulan, tujuh saudara abadi terikat oleh takdir yang telah terlupakan, sebuah kisah yang berakar di masa lalu yang jauh dan mematikan. Mereka adalah sosok-sosok yang kuat namun penuh dosa-Pride, Wrath, Lust, Sloth, Envy, Gluttony, dan Greed. Setiap karakter membawa beban dan kelemahan yang menghantui, namun bersama-sama mereka menjaga keseimbangan yang rapuh.
Namun, semuanya berubah ketika sosok misterius-seorang wanita yang memikat dan penuh rahasia-mulai hadir dalam mimpi mereka. Dia adalah godaan sekaligus ancaman, membawa janji kekuatan, cinta, dan pengetahuan, namun dengan harga yang tak terbayangkan. Di bawah siraman cahaya rembulan, para saudara mulai merasakan hasrat, ketakutan, dan kerinduan yang selama ini terpendam dalam diri mereka.
Di tengah petualangan yang menghantui, mereka mendapati diri mereka terjebak dalam permainan takdir, sebuah undangan menuju karnaval malam yang menguji setiap sisi tergelap dari jiwa mereka. Saat ketujuhnya berdiri di persimpangan antara keinginan dan kehancuran, mereka harus memilih antara menyerah pada dosa yang ada dalam diri mereka atau menemukan jalan baru yang mungkin membawa mereka ke penebusan.
Namun, satu hal yang pasti: wanita misterius itu tidak hanya datang untuk menggoda-dia datang untuk mengungkap rahasia, membangkitkan takdir yang terlupakan, dan membawa mereka pada sebuah kebenaran yang selama ini tersembunyi di balik kegelapan.
Akankah ketujuh saudara ini mampu mengatasi dosa mereka, atau justru tenggelam dalam pesona mematikan yang akan mengubah mereka selamanya?
Disclaimer
This story is a work of fiction entirely created by fans. All songs, concepts, and inspiration belong to ENHYPEN and are their copyright. This story is made solely for entertainment purposes and as a form of appreciation from fans.
Cover by pinterest
Ahvi bukanlah garis keturunan sah dari keluarga Claudian. Maka dari itu, ia harus berjuang keras mendapatkan pengakuan dan secuil kasih sayang dari sang ayah. Namun pada akhirnya, hingga maut menjemput Ahvi, sedikitpun usapan pada rambutnya tak pernah ia rasakan.
Seraya menikmati rasa nyeri di seluruh organ tubuhnya, Ahvi menyadari bahwa ia tak pernah benar-benar menikmati hidupnya. Menikmati apa yang telah diberikan tuhan padanya hanya untuk pengakuan dari sang kepala keluarga yang bahkan tak peduli jika ia hidup atau mati.
Rasa getir menyerbu hatinya. Merasa sia-sia atas segala hal yang telah ia perjuangkan. Berharap akan ada secuil keajaiban yang membawanya pada masa-masa kebebasannya. Masa dimana ia memulai segala perjuangan kosong itu.
Ahvi sungguh berharap.