"I love her..." Irsyad ternganga. "Kau?" Dengan mata terbuka luas bak ikan lolong. "Kau salah orang untuk jatuh cinta..." Kepala didongak, tepat menikam tajam wajah Irsyad. "I'm damn serious bro!" Bahu Faliq ditepuk perlahan. "Kau kena tahu the fact is dia anak bongsu but she's the only girl in the house. Membesar dengan abang-abang sejati dia..." Dada bidangnya ditepuk bangga. Faliq muka tak puas hati. "...so dia bukan macam kau imaging ye...langsung tak manja tapi keras kepalanya masyaAllah...pokok yang keras pun patah, surrender dengan dia!" Dipaksa menjadi dewasa dengan perkahwinan dikala umurnya masih muda benar membuat hatinya jauh. Walau kerasnya adakala tak terbendung namun tidaklah dia melebihi batas dan untuk melukakan hati ma dan pa dia, adalah perkara yang tak pernah wujud ada dalam kamus hidupnya. Kenapa semua orang tak nak faham when she said she doesn't want to get married YET? - Arya "Kita semua harus belajar untuk dewasa. Dan dewasa bukan ukurnya pada usia, tetapi pada matangnya menerima hal yang tak indah dan kisah yang tak diinginkan." - Irsyad. Alam perkahwinan tidaklah mudah. Ianya bukan hanya tentang penyatuan dua hati tetapi a merge of two big company. Berkeping hati yang nak dijaga, berbagai jenis manusia untuk dihadap, bermacam cerita untuk dibaca, yang pada akhirnya adalah ujian belaka. "Ain't not you have an enough time on your own?" Kaki menapak selangkah. "You're my wife..." Rambut Arya yang jatuh melepasi bahunya ditolak selit belakang telinga. "...not my housemate..." Dan mampukah Faliq mengemudi bahtera yang dibina dengan hanya semata cintanya takkala bagi Arya dia masih terlalu muda untuk menjadi seorang isteri disaat dia baru bertatih membina kariernya. Akur pada takdir dengan jiwa yang tak rela menyaksi banyak luka yang mencarik sekeping hatinya yang sebelum ini ditatang dan dijaga bagaikan puteri. Adakah Arya mampu merengkuh lukanya atau hanya membiarkan masa merawat segalanya?All Rights Reserved
1 part