Story cover for Kasih Tak Bersua [on going] by pavlovascripted
Kasih Tak Bersua [on going]
  • WpView
    Reads 288
  • WpVote
    Votes 8
  • WpPart
    Parts 8
  • WpView
    Reads 288
  • WpVote
    Votes 8
  • WpPart
    Parts 8
Ongoing, First published Nov 13, 2024
Cover by @tingker_d on Insta.

Kadang aku berpikir, andai hatiku tak berlabuh padamu, mungkin kau tak akan pernah berada di lembar ini. Tak pernah menjelajahi duniaku yang begitu luas, yang kusinggahi hanya untuk mencari Bunga.

Kata orang, cinta itu buta. Namun bagiku, cinta dan luka adalah sunyi. Mereka tak bersuara, namun menuntunku menciptakan kebeneran sendiri. Tentang dia yang bersinar. Tentang dia yang dihancurkan. Dan tentang dia yang kupilih untuk menjadi Bayang Kelam.

Aku duduk di sudut koridor sekolah yang kini terasa asing, menatap punggung itu yang menjauh bersama Milea-nya.

Kisah kami tak pernah dimulai, namun beribu ending telah bernaung di kepalaku. Sebuah pengakuan tanpa saksi, dan cinta yang hidup di antara tinta dan kertas.

Di sana, aku hanyalah desau sepi. 
Namun di lembar ini, aku abadi dalam hatinya.
All Rights Reserved
Sign up to add Kasih Tak Bersua [on going] to your library and receive updates
or
#86daydreaming
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Our Home Lost in This House cover
Mengukir sukacita sesaat, lukacita selamanya cover
That Day: Long Before cover
The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan] cover
Self Injury's(complete)✔ cover
BREATHE  cover
Biarkan Aku Mencintaimu [COMPLETED✔] cover
Tentang Rindu [Sudah Diterbitkan] cover
Secret Famous Girl cover
Farellio's [SELESAI] cover

Our Home Lost in This House

5 parts Complete

Malam membawa bulan melayang diambang langit Menebar bintang yang berbaris rapi Sakit yg menggerogoti aku Semakin tak berperasaan Menusuk ulu hati, menyisakan luka yang tak kunjung mengering Menambah lara hatiku yg terkhianati Aku tak diberi kesempatan Oleh rembulan untuk berkisah lebih lama dari biasanya Arumi Syafiya. _________________________________________ Secarik kertas terakhir seorang ibu dalam sakaratul mautnya. Lengkap dengan butir-butir air mata yg membekas di atas kertasnya. Dan tetesan darah yang membentuk identitas di permukaannya. Yang membuat siapa pun yang membacanya akan paham, betapa sakit dan. menderitanya ia di penghujung nyawanya. Wanita hebat yg kerap kami panggil Bunda itu, telah tiada tiga tahun yang lalu. Mewarisi kami hati yang terbalut rindu. Lengkap dengan kenangan kami, hari-hari kami, yang kami habiskan dengan canda dan tawa. Tanpa tau apa yang telah dialaminya, kami tak kehilangan sedikit pun kasih sayang. Semuanya utuh, seolah baik-baik saja.