Noted : Aduh ini cerita random yang gak tahu arahnya kemana.
Puluhan tahun lalu, pembangunan setiap negara berhenti berkembang. Di mana dulu setiap negara berlomba-lomba mengadakan pembangunan transportasi, gedung pencakar langit, teknologi dan informasi. Dimana dikatakan bahwa sejak tahun 2020-an, tidak akan ada kemacetan, mobil terbang, robot-robot canggih, pembangunan merata atau embel-embel semacam itu kini terhenti.
Semua berjalan stabil tanpa ada kemajuan dan kemunduran. Pemerintah dunia seperti mengatur segalanya.
Sejak puluhan tahun lalu, setiap rumah dimanapun lokasinya harus memiliki tas darurat untuk setiap anggotanya, memiliki ruang bawah tanah atau tempat perlindungan diri.
Sejak puluhan tahun lalu, program 'keluarga berencana' mulai lebih ditekankan. Populasi manusia mulai mudah dikendalikan.
Sejak puluhan tahun lalu, segala kegiatan hiburan tekan. Segala pekerjaan di tentukan oleh pemerintah.
Sejak puluhan tahun lalu, dunia mengubah sistem pertahanannya.
Sejak puluhan tahun lalu, pendidikan khusus diadakan mulai setingkat SMP. Dimana anak-anak yang dulu biasa dielu-elukan sebagai 'generasi penerus bangsa'. Kini dijadikan alat pertahanan dan keamanan.
Kesalahan terbesar adalah bermain-main dengan jual beli, iseng Dipta dan ketiga temennya menjual diri ke sekelompok Tuan putri dari anak para Tuan-Tuan kolongmerat justru membawa mereka pada kesalahan terbesar. Nyawa mereka sebagai taruhan, persembahan darah, raga dan jiwa harus digadaikan untuk pemujaan.
Hanya ada dua pilihan, menjadi budak atau mati demi menyelamatkan diri.
Lalu apa yang akan Dipta dan ketiga temannya pilih?
Baca selengkapnya =>