THE DEATH TARGET
  • Reads 135
  • Votes 7
  • Parts 12
  • Reads 135
  • Votes 7
  • Parts 12
Ongoing, First published Nov 13
2 new parts
Noted : Aduh ini cerita random yang gak tahu arahnya kemana. 



Puluhan tahun lalu, pembangunan setiap negara berhenti berkembang. Di mana dulu setiap negara berlomba-lomba mengadakan pembangunan transportasi, gedung pencakar langit, teknologi dan informasi. Dimana dikatakan bahwa sejak tahun 2020-an, tidak akan ada kemacetan, mobil terbang, robot-robot canggih, pembangunan merata atau embel-embel semacam itu kini terhenti. 

Semua berjalan stabil tanpa ada kemajuan dan kemunduran. Pemerintah dunia seperti mengatur segalanya. 

Sejak puluhan tahun lalu, setiap rumah dimanapun lokasinya harus memiliki tas darurat untuk setiap anggotanya, memiliki ruang bawah tanah atau tempat perlindungan diri.

Sejak puluhan tahun lalu, program 'keluarga berencana' mulai lebih ditekankan. Populasi manusia mulai mudah dikendalikan.

Sejak puluhan tahun lalu, segala kegiatan hiburan tekan. Segala pekerjaan di tentukan oleh pemerintah. 

Sejak puluhan tahun lalu, dunia mengubah sistem pertahanannya.

Sejak puluhan tahun lalu, pendidikan khusus diadakan mulai setingkat SMP. Dimana anak-anak yang dulu biasa dielu-elukan sebagai 'generasi penerus bangsa'. Kini dijadikan alat pertahanan dan keamanan.
All Rights Reserved
Sign up to add THE DEATH TARGET to your library and receive updates
or
#18petualang
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dipta and 3 Idiots cover
 Assemble Group cover
The Antagonist ✅ cover
SasuSaku WhatsApp (REVISI) cover
Beautiful Ghost ✔ cover
[✔]𝐋𝐮𝐧𝐚 & 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 || 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨/𝐌𝐚𝐬𝐡𝐢𝐊𝐲𝐮 cover
The Billionaire Prison cover
Raised by a Murderer 「Diasuh Oleh Seorang PEMBUNUH」 cover
Lovely Life [Complete] cover
Strawberry Boy [SKYNANI] / ONGOING! cover

Dipta and 3 Idiots

13 parts Ongoing

Kesalahan terbesar adalah bermain-main dengan jual beli, iseng Dipta dan ketiga temennya menjual diri ke sekelompok Tuan putri dari anak para Tuan-Tuan kolongmerat justru membawa mereka pada kesalahan terbesar. Nyawa mereka sebagai taruhan, persembahan darah, raga dan jiwa harus digadaikan untuk pemujaan. Hanya ada dua pilihan, menjadi budak atau mati demi menyelamatkan diri. Lalu apa yang akan Dipta dan ketiga temannya pilih? Baca selengkapnya =>