Senara Avrolika tumbuh dari pilu, rapuh bagaikan kaca yang hampir retak. Hantaman demi hantaman terus ia terima hingga sampai akhir hayatnya pun dia tidak bisa merasakan kedamaian dunia. Batara Senandika tumbuh dari badai, bersatu padu dengan pekatnya warna hitam kehidupan. Kerasnya dunia mengubah cara pandangnya, hanya ada kebencian dan dendam yang terpancar dari kedua mata tajamnya. Senara mencintai badai Batara, beranggapan bahwa ia juga akan dicintai selembut kapas. Tapi prioritas laki-laki itu bukanlah perempuan dengan penuh pilu. Mereka sepasang kekasih, tapi tak seperti pasangan. Tentang Senara yang kerap terlupakan dan tentang Batara yang tak pernah menatap Senara. "Kalau ada pilihan benci atau tetap mencintai, gue lebih milih tetap mencintai lo. Gue perlu waktu bertahun-tahun untuk menaruh rasa sama lo, gak semudah itu menghapusnya, Batara." -Senara Avrolika "Gue tunggu sampai lo capek." -Batara Senandika
1 part